tirto.id - “Di tempat tidur pikiranku tertuju padamu, Cinta Abadiku. Di sini dan di sana ada sukacita, juga kesedihan, menanti takdir, entah dia akan mendengar kita atau tidak. Aku hanya bisa hidup denganmu, atau tidak sama sekali. […] Kamu akan mengerti, ketika kamu tahu betapa besar kesetiaanku padamu; tiada satupun yang bisa memiliki hatiku, tak pernah – tak pernah! Oh Tuhan, kenapa seseorang yang sangat dicintai harus pergi, juga hidupku, W. sekarang hidupku menyedihkan.
Cintamu membuatku senang dan sedih di saat yang sama […]
Aku merindukanmu, kamu, hidupku, segala-ku, selamat tinggal. Cintailah aku, jangan ragukan kesetiaanku.
L.”
Ucapan tersebut adalah ungkapan cinta milik Ludwig van Beethoven, musisi klasik kepada seseorang yang dicintainya (tidak diketahui identitasnya).
Beethoven dikenal dengan musik-musik klasik gubahannya yang suram, selaras dengan hidupnya yang melow.
Ungkapan cinta pada kekasihnya tersebut juga menyiratkan keputusasaan seorang Beethoven karena merindukan kekasihnya itu.
Ungkapan cinta, dapat berupa benda atau surat atau pemberian sering diberikan kepada seseorang yang jatuh cinta.
Momen Valentine atau hari kasih sayang dijadikan sebagai momen untuk mengekspresikan kasih sayang, karena seluruh dunia merayakannya.
Valentine identik dengan bunga, coklat, dan ucapan manis, bahkan barang-barang favorit sebagai hadiah.
Tak jarang ungkapan cinta melalui surat dan rangkaian kata bahkan lirik lagu digunakan sebagai pemanis di Hari Valentine.
Marylin Monroe juga pernah mengutarakan perasaannya melalui sebuah surat yang ditulisnya untuk Joe DiMagio.
“Aku tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan betapa aku merindukanmu. Aku mencintaimu sampai-sampai hatiku membuncah. Cintaku, yang kuingingkan, yang kubutuhkan adalah kamu – selamanya.
Aku ingin berada disampingmu dan jadi apapun yang kamu mau. Aku tahu betapa buruknya aku karena seringkali terlambat. Aku akan mencoba lebih keras jutaan kali lagi. Aku berjanji."
Yang mencintaimu, Marilyn.”
Tidak hanya kedua figure tersebut, Presdien Ronald Reagan juga menulis sepucuk surat untuk istrinya untuk merayakan hari jadi Pernikahan mereka.
Reagan mengungkapkan dalam surat tersebut betapa ia bersyukur ada Nancy yang mendampinginya selama 31 tahun pernikahan mereka, dan bagaimana sulitnya bagi sang presiden tanpa ada Nancy di sisinya.
Selain itu, figur terkenal lainnya seperti Pangeran Albert juga pernah menulis surat cinta untuk Ratu Victoria, Mark Twain.
Sejarah Valentine
Namun, bagaimana asal mula perayaan yang identik dengan hal-hal indah dan love in the air tersebut terjadi?
Hari Valentine dirayakan setiap tahun di tanggal yang sama, 14 Februari. Tahun ini, Valentine jatuh pada hari Kamis. Pasangan di seluruh dunia merayakan dengan bertukar hadiah dan saling berbagi kebahagiaan di hari tersebut.
Ketika Hari Valentine menjadi perayaan umum, gereja merayakannya sebagai penghormatan untuk Santa Valentine.
Perayaan tersebut pertama kali dilakukan pada tahun 496 oleh Paus Gelasius I, yang menyebut Valentine sebagai, “.. yang namanya dihormati diantara manusia tapi yang tindakan [kebajikan]nya hanya diketahui oleh Tuhan,”
Melansir Telegraph, detail sejarah hidup orang kudus tersebut memiliki banyak versi, namun Santa Valentine diyakini adalah seorang martir dan meninggal lalu dikuburkan pada 14 Februari di pemakaman orang Roma di Via Flaminia, sebuah jalan pada zaman Roma Kuno.
Legenda paling populer mengenai Valentine adalah bahwa ia adalah seorang pendeta Roma, yang ditahan karena melayani pasangan Kristen yang menikah, yang sebenarnya dilarang oleh Kaisar Claudius II pada abad ketiga Masehi, karena pria harus fokus pada militer, bukan keluarga.
Membantu orang Kristen adalah sebuah pelanggaran bagi Kaisar (pada masa itu Kristen dianggap agama sesat di Roma). Valentine kemudian ditangkap dan dipenjara.
Saat Kaisar memanggilnya, dengan berani ia justru bersaksi dan menyuruh Kaisar bertobat. Valentine dihukum mati karenanya. Dia dirajam batu sebelum kepalanya dipenggal di luar gerbang Flaminia.
Berdasarkan kisah lainnya, ketika dalam penjara, Valentine jatuh cinta dengan putri sipir penjara dan mengirim surat pada tanggal 14 Februari sebagai ungkapan perasaannya dan ucapan perpisahan sebelum di eksekusi.
Mengenakan mahkota bunga, tengkorak Santa Valentine diletakkan di Chiesa di Santa Maria di Cosmedin, Plaza Bosca de lla Verita, Roma.
Para pasangan menganggap tempat tersebut sebgai situs suci yang mengisahkan keabadian dan pengorbanan cinta.
Sumber lain, seperti BBC, menyebut bahwa perayaan Valentine pertama terjadi pada tahun 496, merujuk pada sebuah festival di Roma yang disebut Festival Lupercalla. Festival ini diadakan untuk menyambut musim semi yang diadakan pada pertengahan bulan Februari.
Di festival tersebut, laki-laki akan mengambil perempuan berdasarkan undian yang didapatnya dari sebuah kotak undi, mereka akan berkencan dan saling mengasihi selama festival berlangsung. Beberapa mencapai pernikahan.
Di kemudian hari, gereja ingin mengubah festival ini menjadi sebuah perayaan Kristen, sekaligus untuk mengenang Santa Valentine.
Seiring berjalannya waktu, nama Santa Valentine mulai dipakai orang untuk mengekspresikan kasih sayang kepada orang-orang yang mereka cintai.
Editor: Yantina Debora