Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Vaksinasi Guru Lambat, P2G: Sekolah Tatap Muka per Juli Berisiko

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim sebut jika vaksinasi guru belum rampung dan sekolah diminta buka serentak, maka akan sangat berisiko.

Vaksinasi Guru Lambat, P2G: Sekolah Tatap Muka per Juli Berisiko
Sejumlah siswa mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka di SD Cimahi Mandiri 2, Cimahi, Jawa Barat, Senin (24/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.

tirto.id - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menilai pembukaan sekolah serentak pada Juli 2021 sulit dilakukan, sebab progres vaksinasi pada guru masih lambat. Jika hal itu dipaksakan, maka terlalu berisiko.

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim melalui keterangan tertulis, Jumat (4/6/2021) mengatakan ada indikator mutlak sekolah bisa dimulai tatap muka di awal tahun ajaran baru pada Juli 2021. Indikatornya, yaitu tuntasnya vaksinasi guru dan tenaga kependidikan, kemudian sekolah sudah memenuhi semua Daftar Periksa kesiapan sekolah tatap muka.

Dua hal itu menurutnya tidak bisa ditawar-tawar. Namun vaksinasi guru dan tendik yang ditargetkan rampung pada Juni 2021 bagi 5 juta pendidik dan tendik, kini masih berjalan lambat.

"Ternyata hingga awal Juni ini baru sekitar 1 juta guru yang divaksin. Kami dari awal mendapatkan laporan dari jaringan P2G daerah, vaksinasi guru tendik memang lambat di daerah-daerah. Kami meminta kementerian terkait gerak cepat, apalagi kita baru impor vaksin dari luar," kata Satriwan.

Menurut dia, jika vaksinasi guru belum rampung dan semua sekolah diminta buka serentak, maka akan sangat berisiko. Mengingat saat ini angka COVID-19 masih tinggi, dan diikuti dengan munculnya sejumlah varian baru yang menular lebih cepat.

Selain itu, angka positivity rate juga masih tinggi di atas 10% di banyak daerah. Oleh karena itu Satriwan menilai memaksa membuka sekolah akan mengancam nyawa, keselamatan, dan masa depan siswa termasuk guru dan keluarganya.

Kabid Advokasi P2G Iman Z. Haeri juga mengingatkan agar Mendikbudristek Nadiem Makarim konsisten bahwa sekolah baru dapat dibuka bila vaksinasi guru telah rampung.

"Kami berharap pemerintah, Kemendikbudristek konsisten dengan hal ini, mengingat sudah divaksin saja masih ada potensi terpapar COVID-19, apalagi belum," katanya.

Selain vaksinasi, Imam juga mengungkapkan pemenuhan Daftar Periksa Kesiapan Sekolah Tatap Muka yang diisi secara online oleh sekolah sampai saat ini masih minim. Berdasarkan data dari dashboard Daftar Periksa, per 4 Juni 2021, kata dia, baru 54,36% sekolah yang mengisi Daftar Periksa.

Daftar Periksa meliputi 11 item yang harus dipenuhi sekolah, seperti ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan; ketersediaan fasilitas kesehatan; pemetaan warga satuan pendidikan, misalnya yang memiliki komorbid.

Oleh kerena itu, P2G merekomendasikan agar Kemendikbudristek, Kemenag, Kemenkes, dan Pemda mesti melakukan pemetaan, guru yang belum divaksin. Dan juga pemetaan sekolah mana saja yang belum mengisi Daftar Priksa.

Kemudian sambil melakukan akselerasi vaksinasi guru dan kesiapan fasilitas prokes di sekolah, P2G mendesak agar dilakukan peningkatan kemampuan guru, agar kompetensi guru di bidang pedagogik digital terbangun.

P2G juga meminta agar pembukaan sekolah tidak dilakukan serentak, tetapi hanya untuk sekolah yang sudah siap dan semua tenaga pendidikannya sudah divaksinasi. Termasuk di wilayah yang masih zona merah agar tidak dipaksakan membuka sekolah.

Mendikbudristek Nadiem Makarim saat meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk PAUDDIKDASMEN di Masa Pandemi 2021, melalui Siaran YouTube, 2 Juni 2021 mengatakan telah meminta agar satuan pendidikan di zona hijau, dan tenaga pendidiknya sudah divaksin untuk segera membuka sekolah.

Ia paham adanya kekhawatiran akan risiko kesehatan dari tenaga pendidik maupun orang tua murid untuk membuka sekolah. Namun jika sekolah-sekolah tak segera dibuka menurutnya juga membawa risiko pendidikan jangka panjang.

"Masa depan Indonesia bergantung pada SDM-nya sehingga tidak ada tawar menawar untuk pendidikan terlepas dari situasi yang kita hadapi," kata Nadiem.

Baca juga artikel terkait VAKSINASI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz