Menuju konten utama

Vaksinasi COVID-19 untuk Anak Akan Dimulai pada Tahun 2022

Menkes merencanakan vaksinasi untuk anak akan dimulai pada 2022.

Vaksinasi COVID-19 untuk Anak Akan Dimulai pada Tahun 2022
Sejumlah botol berisi vaksin COVID-19 dari Sinovac terdapat di atas sebuah meja saat pelaksanaan vaksinasi di Rumah Sakit Adam Malik, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (2/11/2021). ANTARA FOTO/FRANSISCO CAROLIO.

tirto.id - Vaksinasi COVID-19 untuk anak akan mulai dilakukan pada tahun 2022. Pemerintah bergerak cepat mempersiapkan perluasan program vaksin COVID-19 setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat vaksin untuk anak-anak usia 6-11 tahun.

Vaksinasi anak di Indonesia dimulai pada 2022 di Kabupaten/Kota yang telah mencapai target dosis 1 lebih dari 70 persen total sasaran dan lebih dari 60 persen populasi lanjut usia (lansia).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk vaksinasi anak yang direncanakan pada 2022 diperlukan pengadaan baru untuk memenuhi kebutuhan 58,7 juta total dosis vaksin.

“Kita sudah persiapkan (vaksinasi anak) di anggaran tahun depan (2022) karena ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun sehingga dibutuhkan 58,7 juta dosis karena dua kali suntikan, ujar Menkes saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Jakarta (8/11/2021), dilansir web Kemenkes.

Menkes menambahkan bercermin dari negara lain yang sudah melakukan vaksinasi pada anak berusia di bawah 12 tahun, dilakukan saat cakupan vaksinasi lengkap di negara tersebut sudah mencapai sekitar 60 persen.

Uni Emirat Arab misalnya melakukan vaksinasi anak dengan vaksin Sinopharm setelah cakupan vaksinasi lengkap di negaranya mencapai 70,5 persen. Begitu juga dengan Chile yang gencar melakukan vaksinasi anak dengan Sinovac setelah 71,8 persen populasinya divaksinasi lengkap.

Sedangkan Kamboja melakukan vaksinasi anak saat cakupan vaksinasi lengkapnya sudah mencapai 60 persen dan China di angka 70,8 persen.

Sejauh ini ada 3 jenis vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) di luar negeri yaitu Sinovac, Sinopharm dan Pfizer dengan kondisi dan pengemasan yang berbeda dari setiap jenisnya.

“Jadi Sinovac dan Sinopharm vaksin anaknya itu sama, tapi kalau Pfizer itu dosisnya diturunkan dari 10 mikrogram ke 3 mikrogram,” katanya.

Menurut Menkes, vaksinasi untuk anak ini masuk anggaran tahun 2022. Budi mengatakan, anak usia 6-11 tahun yang menjadi target vaksinasi kira-kira ada 26,5 juta, sehingga total membutuhkan tambahan vaksin sebanyak 58,7 juta dosis vaksin untuk suntik dosis pertama dan kedua.

“Ini belum ada di anggaran kita, tapi kita sudah persiapkan ini dimasukkan ke anggaran tahun depan. Baik booster 1 kali untuk yang PBI [penerima bantuan iuran jaminan kesehatan], maupun juga untuk anak, ini sudah kita rencanakan untuk masuk ke anggaran tahun depan,” kata Budi.

Selain mempersiapkan anggaran, saat ini Kemenkes sebagai otoritas pembuat kebijakan terus melakukan mapping berbagai persiapan vaksinasi anak, antara lain, ketersediaan stok vaksin, data anak, dan menjalin koordinasi dengan pemangku kebijakan terkait. Dalam pelaksanaannya nanti, Kemenkes akan bekerja sama dengan pihak sekolah dan fasilitas kesehatan.

Pada umumnya kata Budi pemberian vaksinasi pada anak dilakukan oleh sejumlah negara setelah mereka mencapai vaksinasi 50 persen dari target populasi mendapatkan vaksin dosis kedua.

Pertimbangnya di antaranya karena memang target populasi orang tua dan lansia lebih didahulukan sebab mereka paling berisiko, angka fatality rata pada orang tua mencapai 12 persen. Sedangkan pada anak-anak kata Budi angkanya di bawah 1 persen.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom