Menuju konten utama

Vaksin Pfizer untuk COVID-19: Efikasi, Kelebihan, & Efek Sampingnya

Apa kelebihan vaksin Pfizer untuk COVID-19, termasuk tingkat efikasi, dan apa saja efek sampingnya?

Vaksin Pfizer untuk COVID-19: Efikasi, Kelebihan, & Efek Sampingnya
Ilustrasi Vaksin COVID-19. ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/foc.

tirto.id - Pfizer adalah salah satu jenis vaksin untuk virus Corona COVID-19 yang digunakan di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer. Apa kelebihan vaksin ini, termasuk tingkat efikasi, dan apa saja efek sampingnya?

Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI, telah menyepakati kerja sama dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE dalam penyediaan 50 juta dosis vaksin Pfizer untuk sepanjang tahun 2021. Perjanjian ini merupakan bagian dari komitmen dalam upaya mengatasi pandemi COVID-19.

“Saya ucapkan terima kasih atas kerjasamanya dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 di Indonesia," ucap Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, beberapa waktu lalu, dikutip dari laman SehatNegeriku Kemenkes RI.

"Dengan bertambahnya stok vaksin 50 juta dosis merek Pfizer ini diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan vaksinasi di Indonesia,” harap Menkes.

Efikasi Vaksin Pfizer, Kelebihan, & Efek Sampingnya

Vaksin Pfizer, juga dikenal dengan nama Comirnaty, adalah vaksin produksi kolaborasi antara perusahaan farmasi asal Amerika Serikat yakni Pfizer, dengan BioNTech, perusahaan bioteknologi yang berbasis di Jerman.

Pfizer and BioNTech merupakan pemegang izin edar vaksin Pfizer di Uni Eropa, serta pemegang otorisasi penggunaan dalam kondisi darurat di Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara lain sebelum nantinya diajukan permohonan izin edar penuh.

Vaksin Pfizer termasuk vaksin tipe messenger RNA (mRNA) atau vaksin asam nuklea. Vaksin ini menggunakan materi genetik, yaitu protein spike dari COVID-19 yang dimanfaatkan untuk memberikan instruksi kepada sel tubuh manusia agar membentuk antibodi.

Menurut laman resmi Satuan Tugas Penanganan (Satgas) COVID-19, Pfizer merupakan jenis vaksin dengan platform mRNA yang wajib disimpan khusus dengan suhu ultra rendah, yakni antara -90° sampai -60°C.

Telah mengantongi izin penggunaan darurat dari World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, vaksin Pfizer disebut-sebut memiliki efikasi sekitar 95,5 persen untuk usia di atas 16 tahun, bahkan mencapai 100 persen untuk usia 12-15 tahun.

Vaksinasi COVID-19 dengan jenis vaksin Pfizer dilakukan melalui penyuntikan intramuskular yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam rentang waktu 3 minggu dengan dosisnya 0,3 ml per suntikan.

Kabar terbaru menyebutkan, ada kemungkinan efikasi vaksin Pfizer bisa turun setelah 6 bulan. Seperti yang terjadi di Israel, dilansir Antara, efikasi vaksin Pfizer di negara tersebut turun menjadi 39 persen.

Kementerian Kesehatan Israel pada Kamis (22/7/2021) mengatakan, angka tersebut merujuk pada periode antara 20 Juni-17 Juli 2021 dan penurunan efikasi Pfizer ini bersamaan dengan penyebaran varian Delta di Israel.

Tingkat efikasi terbaru secara signifikan lebih rendah dari 64 persen yang diukur antara 6 Juni-3 Juli 2021 dan 94,3 persen dari periode 2 Mei-5 Juni 2021, demikian yang terjadi di Israel.

Ada pun efek samping yang bisa ditimbulkan dari vaksin Pfizer, website resmi BPOM menyebutkan, hingga saat ini, kejadian reaksi yang paling sering timbul di antaranya nyeri pada bekas suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi, dan demam.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Addi M Idhom