tirto.id - Sebuah postingan video yang beredar di Twitter menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 untuk menekan penularan virus Corona mengandung racun berbahaya. Benarkah informasi ini atau justru termasuk hoaks alias berita yang menyesatkan?
Potongan video dari postingan di TikTok tersebut diunggah ulang oleh akun @Ibeen16 melalui Twitter. Dalam rekaman itu, seseorang yang disebut bernama Dr. Peter McCullough mengatakan bahwa program vaksinasi di tengah pandemi COVID-19 sengaja dirancang oleh pihak tertentu.
Dilanjutkan dalam rekaman video itu, pihak tertentu tersebut bekerja sama dengan pemerintah dan memaksa rakyat untuk divaksin demi meraup keuntungan. Orang dalam video tersebut mengatakan “racun” sebanyak 2 kali yang mengarah kepada vaksin.
Deskripsi dalam video tersebut juga berusaha menggiring opini publik untuk mempercayai kata-kata orang yang disebut bernama Dr. Peter McCullough itu. Bahkan, akun @Ibeen16 menyertakan tanda pagar #PresidenTerburukDalamSejarah di postingannya.
Dr. Peter McCullough sendiri disebut-sebut sebagai dokter ahli penyakit jantung dan penyakit dalam dari Texas, Amerika Serikat. Konon, ia juga seorang guru besar di Fakultas Kedokteran A&M College of Medicine, The Baylor Dallas, Texas.
Lantas, apakah postingan yang menyertakan uraian Dr. Peter McCullough itu benar atau justru berita yang menyesatkan alias hoaks?
Dikutip dari laman resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Senin (26/7/2021), telah ditelusuri asal-muasal video tersebut. Ditemukan video utuh dengan durasi 1 jam 45 menit mengenai pernyataan Dr. Peter McCullough tersebut.
Kata “racun” yang diucapkan Dr. Peter McCullough sebenarnya tidak sesuai dengan terjemahan yang disebutkan oleh @Ibeen16 dalam potongan video yang diposting di Twitter itu.
Dr. Peter McCullough menyebut bahwa vaksin berbahaya dan dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, dan kematian mendadak. Ia juga mengatakan bahwa kematian dan penuhnya rumah sakit disebabkan karena vaksinasi.
Kendati begitu, klaim Dr. Peter McCullough tersebut adalah tidak benar alias hoaks.
Dr. Peter McCullough punya jejak rekam kerap menyebarkan informasi palsu terkait pandemi Corona dan vaksin COVID-19 di Amerika Serikat.
Sebelum menuding vaksin COVID-19 berbahaya, ia juga pernah menyebutkan bahwa orang di bawah 50 tahun tidak perlu divaksin, orang yang sembuh dari COVID-19 tidak perlu divaksin, dan sejumlah statement lain yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Vaksin COVID-19 yang Digunakan di Indonesia Aman
Satgas COVID-19 melalui situs resminya menegaskan bahwa potongan video yang diunggah oleh akun @Ibeen16 di Twitter tersebut adalah informasi palsu alias hoaks atau konten yang menyesatkan.
Masih dari laman resmi Satgas COVID-19, vaksin yang diedarkan massal tentu sudah terjamin keamanannya. Syarat sebelum vaksin diedarkan harus melalui berbagai tahap uji klinis dan memenuhi standar aman, ampuh, stabil, dan efisien dari segi biaya.
Pemerintah Indonesia hanya membeli vaksin COVID-19 yang telah lolos uji klinis dan sudah mendapatkan Izin Penggunaan Pada Masa Darurat (Emergency Use of Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Penegasan bahwa vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia benar-benar aman juga disampaikan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunawan Sadikin, dalam berbagai kesempatan.
Menkes menegaskan, jenis vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia terbukti aman. Maka itu, Menkes meminta masyarakat untuk bersedia melakukan vaksinasi demi memperkuat daya tahan tubuh supaya tidak mudah terpapar virus Corona.
"Ini [vaksin COVID-19 di Indonesia] terbukti aman... Justru lebih besar risiko orang yang tidak divaksin," kata Budi Gunadi Sadikin di Tangerang Selatan, Rabu (2/6/2021), sebagaimana diwartakan Antara.
Pada kesempatan lainnya, Budi Gunadi Sadikin juga menegaskan bahwa selain aman, vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia tidak menyebabkan efek samping serius.
Maka dari itu, Menkes mengimbau warga agar bersedia divaksin karena seluruh jenis vaksin COVID di Indonesia dipastikan aman sesuai ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Jika menemukan informasi yang meragukan terkait COVID-19 maupun vaksinasi, cek kebenarannya dengan beberapa cara berikut ini:
- Kirim pesan WhatsApp ke Chatbot Mafindo ke nomor 085921600500
- Cek di situs Kementerian Kominfo di https://komin.fo/inihoaks atau https://turnbackhoax.id dan https://cekfakta.com.
- Cek dan buktikan hoaks terkait COVID-19, kunjungi https://s.id/infovaksin.
Editor: Yantina Debora