tirto.id - Setelah mengalami penurunan sepanjang Maret hingga Mei, posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kembali meningkat di bulan Juni 2019.
Peningkatan secara bulanan (month to month/mtm) itu disebabkan oleh meningkatnya utang pemerintah maupun bank sentral.
Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang dirilis hari ini Kamis (15/8/2019) menunjukkan, ULN pemerintah dan bank sentral meningkat dari 189,25 Miliar dolar AS atau Rp2.703,6 triliun (kurs Rp14.286) di bulan Mei, menjadi 195,54 miliar dolar AS atau sekitar Rp2.792,9 triliun (kurs Rp14.286) di bulan Juni.
Utang pemerintah naik dari 186,29 miliar dolar AS menjadi 192,54 miliar dolar AS; sementara utang BI naik tipis dari 2,95 miliar dolar AS ke 2,99 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko mengatakan, meningkatnya ULN pemerintah di akhir triwulan II itu sejalan dengan persepsi positif investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia.
"Posisi ULN pemerintah dan bank sentral tumbuh 9,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,6 persen (yoy)," kata dia, Kamis (15/8/2019).
Sejauh ini, ULN pemerintah masih digunakan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,9 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,4 persen) dan sektor jasa pendidikan (15,9 persen).
Selain itu, porsi penggunaan ULN yang cukup besar juga diarahkan untuk sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14 persen).
Utang pemerintah tersebut berkebalikan dengan utang luar negeri swasta yang melambat di triwulan II/2019.
Pertumbuhan ULN swasta pada akhir hingga Juni lalu tercatat sebesar 11,4 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 13,3 persen(yoy).
Dibandingkan Mei yang tercatat 197,13 miliar dolar AS, posisi utang swasta pada bulan Juni lebih rendah yakni di angka 196,28 miliar dolar AS. Perlambatan ULN swasta terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran pinjaman oleh korporasi.
Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9 persen.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali