tirto.id - Sejumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asli Indonesia memanfaatkan momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN untuk memamerkan produk buatannya kepada para ibu negara ASEAN.
Kesempatan itu didapatkan seiring dengan PT Sarinah membawa para UMKM tersebut mengikuti showcase UMKM untuk Spouse Program KTT ASEAN di Puncak Waringin, Labuan Bajo.
Usai KTT ASEAN, rencananya Puncak Waringin akan dijadikan sebagai creative hub atau pusat kreatif bagi para pelaku ekonomi kreatif di NTT.
Sarinah berharap dapat terus membantu mempromosikan produk-produk lokal Indonesia ke tingkat yang lebih luas, serta mendukung pembangunan ekonomi dan keberlanjutan pengembangan UMKM.
"Dengan peran penting yang dimainkan oleh Sarinah dalam acara ini, diharapkan dapat memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya dan produk-produk unggulan lokal yang berkualitas,” ujar Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati, dalam keterangannya, Jumat (12/5/2023).
Dia menuturkan, para UMKM yang ikut dalam KTT ASEAN tersebut melalui tahap kurasi produk yang dilakukan Sarinah bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah Nusa Tenggara Timur (Dekranasda NTT).
Setelah produk UMKM Dekranasda NTT terkurasi, sebagian produk tersebut dibuat koleksi khusus wastra atau kain tradisional Indonesia untuk showcase UMKM KTT ASEAN Indonesia 2023. Produk-produk UMKM yang terkurasi itu juga dipamerkan Sarinah di Bandara Internasional Komodo.
Dari kurasi tersebut, terpilih beberapa UMKM yang berkesempatan untuk dapat memamerkan produknya, yakni diantaranya ada karya dari Edward Hutabarat, Gloya (Cawang Art), Herviolet, Levico serta koleksi wastra tenun dari Dekranasda NTT.
Karya-karya dari UMKM tersebut memperlihatkan kekayaan khazanah budaya timur diantaranya dari Kupang, Dokka, Sumba, Manggarai dan Ende.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang