tirto.id - Perang antara Rusia dan Ukraina kembali memanas. Berdasarkan pembaruan (update) terkini, dua kota di Ukraina, yaitu Lviv dan Poltova luluh lantak akibat serangan Rusia.
Bersamaan dengan situasi itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terpaksa rombak kabinet lantaran beberapa menterinya mundur. Kombinasi serangan rusia dan ketidakstabilan politik itu tak menguntungkan Ukraina.
Serangan besar Rusia terhadap Ukraina beberapa waktu terakhir merupakan respons dari pendudukan Ukraina di wilayah Kursk. Serangan Rusia di dua kota Ukraina, menyebabkan jatuhnya puluhan korban jiwa, kerusakan sekolah, dan rumah sakit.
Di saat yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin sedang melakukan pertemuan politik dengan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khürelsükh. Kedatangan Putin yang disambut Pemerintah Mongolia nyatanya dikecam oleh Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhii, mengancam Mongolia untuk menghadapi "konsekuensi" akibat tindakannya itu.
"Mongolia membiarkan penjahat yang didakwa lolos dari keadilan, sehingga ikut bertanggung jawab atas kejahatan perangnya. Kami akan bekerja sama dengan mitra untuk memastikan hal ini berdampak pada Ulaanbaatar," tulis Tykhii, melalui X @SpoxUkraineMFA, Selasa (3/9/2024).
Serangan Rusia di Lviv dan Poltava
Serangan Rusia di Lviv dan Poltava merupakan salah satu serangan yang terbesar sejak perangnya dengan Ukraina, pada 2022. Serangan di dua kota Ukraina ini berlangsung pada 3 dan 4 September 2024.
Rusia memulai serangan dengan meledakkan dua rudal di gedung akademi militer dan rumah sakit di Kota Poltava. Melansir The Guardian, serangan tersebut menghancurkan kedua bangunan dan menewaskan 51 orang.
Selain korban tewas, sebanyak 200 orang mengalami luka-luka akibat serangan Rusia di Poltava. Sebagian besar korban merupakan prajurit dan siswa militer.
Berdasarkan laporan saksi mata, usai serangan Rusia terjadi, mayat-mayat berseragam tergeletak di tanah dan tertimpa puing-puing bangunan. Satu hari kemudian, pada 4 September 2024, Rusia meluncurkan serangan drone dan rudal ke Kota Lviv.
Kota ini berjarak 892 kilometer dari Poltava. Masih menurut The Guardian, serangan Rusia di Lviv berlangsung pagi hari dengan menargetkan pusat bangunan bersejarah.
Serangan Rusia di Lviv menewaskan tujuh orang, termasuk di antaranya anak-anak.
“Secara total, tujuh orang tewas di Lviv, termasuk tiga anak-anak,” kata Menteri Dalam Negeri Ukraina Igor Klymenko, di aplikasi pesan Telegram, seperti yang dikutip dari Al Jazeera.
Serangan terhadap Lviv adalah bagian dari serangan yang lebih luas di Ukraina. Negara tersebut diperkirakan mengirimkan 13 rudal dan 29 pesawat tanpa awak selama serangan berlangsung.
Vlodymyr Zelensky Rombak Kabinet
Ukraina, yang masih belum stabil usai serangan Rusia, harus dihadapkan dengan permasalahan di kabinet. Menyusul serangan tersebut, Ukraina dihadapkan dengan situasi perombakan kabinet Vlodymyr Zelensky.
Rumor soal perombakan kabinet Zelensky sebetulnya sudah muncul sejak awal musim panas. Seolah menjawab rumor, sejumlah menteri Ukraina mengundurkan diri dari kabinet pada 3-4 September 2024.
Total sudah ada enam menteri yang sudah mengajukan pengunduran diri ke parlemen. Di antara para menteri yang mengundurkan diri ada tokoh utama pemerintahan, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.
Sejauh ini sudah ada beberapa nama yang disetujui oleh parlemen untuk mengundurkan diri. Menteri yang sudah disetujui pengunduran dirinya antara lain, Kepala Industri Strategis Oleskandr Kamyshin, Menteri Kehakiman Denys Maliuska, dan Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam Ruslan Strilets.
Mengutip Le Monde, parlemen memperkirakan bahwa jumlah menteri yang akan mengundurkan diri akan bertambah. Pihaknya juga mengatakan bahwa reshuffle kabinet Zelensky akan melibatkan lebih dari 50 persen anggota pemerintah.
Editor: Yantina Debora