tirto.id - Evakuasi, pencarian dan penyelamatan tujuh korban longsor di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan dinyatakan selesai dan ditutup.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat telah berhasil menemukan semua korban.
"Dari tujuh korban yang tertimbun longsor, 5 orang meninggal dunia dan 2 orang dalam kondisi luka-luka. Saat ini jenazah telah diserahkan pada pihak keluarga," kata Sutopo melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Ia mengatakan, evakuasi korban dapat dilakukan secara cepat, sejak kejadian hingga 9/4/2019 pukul 04.30 WITA. Pencarian dilakukan secara manual karena alat berat tidak dapat dibawa di lokasi karena kondisi medan tidak memungkinan.
"Tim SAR gabungan didukung oleh lampu penerangan, mesin genset, pompa, dan dapur umum. Kendala evakuasi adalah hujan dan angin kencang yang medan berlumpur," ucapnya.
Kejadian longsor terjadi di pendulangan intan tradisional di Desa Sei Pumpung Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (8/4/2019) pukul 14.48 WITA.
Longsor disebabkan kondisi tanah yang labil dengan material tanah bercampur pasir dan kerikil basah akibat hujan yang turun sejak pagi hari.
Saat kejadian, ada tujuh pendulang yang sedang mencari intan yang dilakukan secara rutin. Dua orang berada di atas sedangkan 5 orang berada di bawah.
"Dua orang berhasil diselamatkan atas nama Ardi dan Ipul, karena berada di bagian atas, sedangkan lima orang yang berada di bagian bawah meninggal karena tertimbun material longsor di kedalaman sekitar 15 meter. Semua korban adalah warga Kecamatan Cempaka atau warga sekitar lokasi tambang," terang Sutopo.
Menurutnya, longsor di area pendulangan intan tradisional di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru bukan hal yang baru. Sudah sering terjadi dan menimbulkan korban jiwa.
"Tingginya risiko longsor di area pendulangan intan tersebutkan disebabkan cara menambang intan dan tentu ini perlu segera diatasi agar tidak terjadi longsor dan korban lagi," ujaar Sutopo.
Karenanya, lanjut dia, pemerintah Kota Banjarbaru harus mengkaji dan melakukan langkah-langkah mitigasi, termasuk di dalamnya kebijakan pembangunan di daerah ini. Pemkot Banjarbaru merencanakan menjadikan kawasan Pumpung Cempaka sebagai lokasi wisata.
"Namun kendalanya lahan tersebut adalah milik masyarakat dan belum bisa dibebaskan," tukasnya.
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Maya Saputri