tirto.id - Sejumlah bahan pangan masih hingga saat ini masih mengalami lonjakan, Selasa (30/8/2022). Misalnya telur di level eceran dijual dengan harga Rp30.000/kg. Padahal pada awal bulan ini telur masih dijual dengan harga Rp24.000/kg.
Mengutip data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga telur di Riau mencapai Rp30.100/kg, Jawa Barat Rp30.300/kg, Aceh Rp30.750/kg, DKI Jakarta Rp30.850/kg, Banten Rp31.000/kg.
Kemudian harga mulai tinggi di kawasan timur Indonesia. Misalnya di Kalimantan Selatan Rp32.150/kg, Nusa Tenggara Barat Rp32.150/kg, Sulawesi Tenggara Rp32.400/kg, Kalimantan Timur Rp32.650/kg, Kalimantan Tengah Rp32.700/kg, Kalimantan Utara Rp33.000/kg, Nusa Tenggara Timur Rp34.700/kg, Papua Barat Rp36.000/kg, Maluku Rp40.000/kg, Papua Rp40.200/kg.
Selain itu ada pula cabai rawit merah yang mulai mengalami penurunan, dari sebulan lalu yang harganya menyentuh Rp100.000/kg. Saat ini di beberapa daerah harga cabai rawit sudah menyentuh harga Rp60.000/kg.
Misalnya di Banten cabai rawit merah dijual dengan harga Rp52.000/kg, Sumatera Selatan Rp55.450/kg, Riau Rp55.650/kg, DKI Jakarta Rp60.000/kg, Gorontalo Rp60.850/kg, Kalimantan Selatan Rp61.650/kg, Sulawesi Tenggara Rp61.900/kg.
Lalu di Kalimantan Barat Rp70.650/kg, Kalimantan Tengah Rp71.250/kg, Nusa Tenggara Timur Rp72.500/kg, Sulawesi Tengah Rp73.750/kg, Kalimantan Utara Rp81.650/kg, Maluku Rp93.750/kg, Maluku Utara Rp110.000/kg.
Selain itu ada pula minyak goreng curah di beberapa daerah sudah mulai mencapai harga eceran tertinggi (HET). Misalnya di DKI Jakarta Rp15.250/liter, Nusa Tenggara Barat Rp15.350/liter, Papua Rp15.350/liter, Lampung Rp15.500/liter, Sulawesi Tenggara Rp15.750/liter, Kalimantan Timur Rp15.850/liter, Sulawesi Barat Rp16.000/liter, Kalimantan Utara Rp17.000/liter, Maluku Utara Rp24.250/liter.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan, seluruh bahan pangan sudah menunjukan adanya penurunan namun telur dan ayam masih mengalami permasalahan.
Lonjakan harga telur yang saat ini masih terjadi, imbas dari langkah peternak yang melakukan afkir dini pada Maret dan Februari. Keputusan afkir dilakukan usai harga ayam tinggi sementara harga telur jatuh sampai Rp14.000/kg.
"2021 itu kita masi pandemi harga telur Rp14.000/kg, itu rugi karena ongkosnya telur Rp24 ribu maka dari itu peternak banyak afkir dini induknya dipotong jadinya kondisinya sekarang ini," jelas dia di Gedung DPR RI, Selasa (30/8/2022).
Pemicunya tak sampai di sana saja, ada pula alasan yang kedua yaitu program Kementerian Sosial yang memberikan anggaran pada pemda untuk membeli telur di beberapa daerah untuk penerima PKH. Program ini juga memicu stok telur menipis sementara permintaan meningkat dalam waktu singkat.
"Jadi di daerah PKH diberikan pangan. Terus itu dirapel 3 bulan dalam waktu 5 hari banyak kesedot kesitu pasokan sedikit maka harganya naik," jelas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang