tirto.id - Pandemi COVID-19 telah melewati masa dua tahun, namun kasus Corona di dunia belum juga usai, meski beberapa negara telah memasuki periode endemi, mutasi baru terus saja bermunculan.
Terbaru varian XJ, mutasi dari Omicron COVID-19 kembali ditemukan di Thailand. Lalu kapan COVID-19 benar-benar akan hilang?
Meski Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan fase akut pandemi bisa berakhir pada pertengahan tahun jika sekitar 70 persen dunia terkena dampaknya, tetapi belum ada jawaban pasti yang bisa memprediksi kapan pandemi akan benar-benar berakhir.
Dikutip Worldometers, Kamis, 7 April 2022 per pukul 08.50 WIB, total kasus positif virus Corona di dunia telah mencapai 495.024.873.
Berdasarkan jumlah tersebut, yang dinyatakan meninggal dunia sampai kini 6.190.841 orang.
Untuk kesembuhan, tercatat sebanyak 430.638.267 pasien setelah ada tambahan 1.193.417 kasus sembuh baru secara global dalam waktu 24 jam terakhir.
Sementara kasus aktif tercatat sebanyak 58.195.765, di mana 54.808 di antaranya adalah kasus pasien dengan kondisi serius atau kritis.
Negara Kasus Corona Tertinggi di Dunia
Hingga berita ini ditulis, Amerika Serikat (AS) masih tercatat sebagai negara dengan kasus Corona tertinggi di dunia dengan 81.950.247 setelah ditambahkan 31.118 kasus baru dalam sehari terakhir.
Negeri Paman Sam ini mengonfirmasi, 1.010.537 warganya meninggal dunia akibat wabah SARS-CoV-2. Sementara kasus sembuh 66.088.151 orang dan tersisa 14.851.559 kasus aktif.
Pada posisi kedua India menyusul dengan 43.031.851 kasus positif, 521.560 kematian, 42.497.567 kesembuhan, dan 12.724 kasus aktif.
Kemudian posisi ketiga ada Brasil dengan 30.067.249 kasus positif, 660.782 kematian, 28.942.887 kesembuhan, dan 463.580 kasus aktif.
Prancis berada di posisi keempat dengan catatan 26.390.471 kasus positif, 142.912 kematian, 23.717.410 kesembuhan, dan 2.530.149 kasus aktif.
Lalu Jerman menempati posisi kelima dengan 22.164.060 kasus positif, 131.516 kematian, 17.675.700 kesembuhan, dan 4.356.844 kasus aktif.
Selanjutnya pada posisi keenam hingga sepuluh berturut-turut, yakni Inggris 21.461.556 kasus positif, Rusia 17.940.765 kasus positif, Italia 15.035.943 kasus positif, Turki 14.929.905 kasus positif, dan Korea Selatan 14.553.644 kasus positif.
Update COVID-19 Indonesia
Indonesia masih berada di urutan ke-18 dunia dengan 6.026.324 kasus positif.
Data resmi Satgas COVID-19 hingga Rabu kemarin, 6 April 2022 melaporkan, total kasus tersebut diperoleh setelah ada tambahan 2.400 kasus baru dalam sehari terakhir.
Angka kematian bertambah 43 orang, sehingga totalnya menjadi 155.464 kasus kematian di Tanah Air.
Sementara kasus sembuh bertambah 5.415 orang, yang membuat kasus sembuh menjadi 5.788.714 orang, dan tersisa 82.146 kasus aktif. Untuk varian Omicron sendiri, masih berada di angka 9.673 kasus hingga saat ini.
Update Omicron Dunia
Penemuan XJ, kasus varian baru dari Omicron kembali dilaporkan Departemen Ilmu Kedokteran di Thailand pada Senin lalu (4/4/2022), demikian diwartakan Thai PBS World.
Kepala departemen, Dr. Supakit Sirilak, mengatakan bahwa kasus ini jelas bukan Omicron XE, seperti yang dilaporkan sebelumnya, dan susunan genetiknya lebih dekat dengan varian XJ, yang pertama kali terdeteksi di Finlandia.
XJ terdeteksi dari seorang wanita pekerja pengantar barang di Thailand berusia 34 tahun. Karena pekerjaan itu, membuatnya berhubungan dengan banyak orang yang memungkinkan ia telah mengontrak varian bermutasi atau hibrida, yang mengarah pada penggabungan varian yang berbeda.
Pasien tersebut, yang diinokulasi dengan vaksin Sinopharm, didiagnosis di rumah sakit pada 22 Februari dan spesimen dikirim ke Departemen Ilmu Kedokteran untuk menentukan kode genetik.
Menurut informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian XE 10% lebih mudah menular daripada strain BA.2.
Namun, masih ada informasi yang terbatas tentang kemampuannya untuk menghindari respons imun manusia atau tentang tingkat keparahannya.
Varian Omicron sekarang mewakili 99,84% dari semua kasus COVID-19 baru di Thailand dan, dari jumlah tersebut, 92,2% adalah sub-varian BA.2.
Supakit mengatakan, ada beberapa nama untuk penggabungan subvarian BA.1 dan BA.2 dari Omicron, seperti XA, XB, XC, XG dan XH, karena kode genetiknya berbeda.
Editor: Iswara N Raditya