Menuju konten utama
Data COVID-19 Terkini

Update Corona Indonesia & Dunia 3 Juni: WHO Validasi Vaksin Sinovac

Update Corona Indonesia 3 Juni 2021 dan dunia pagi ini, pukul 9.00 WIB.

Update Corona Indonesia & Dunia 3 Juni: WHO Validasi Vaksin Sinovac
Petugas Kepolisian menjaga kedatangan truk Envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (31/5/2021). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/hp.

tirto.id - Pandemi Covid-19 di dunia termasuk Indonesia belum berakhir, hingga saat ini data korban yang terkonfirmasi positif dan meninggal dunia masih terus mengalami peningkatan.

Update terbaru kasus Corona global berdasarkan data Worldometers Kamis pagi, 3 Juni 2021 hingga pukul 9.00 melaporkan, kasus positif Covid-19 telah tembus 172.406.007.

Angka kematian dari seluruh negara yang terkena wabah ini mencapai 3.705.974 jiwa dan yang berhasil sembuh totalnya sebanyak 155.036.099 orang dan masih menyisakan 13.663.934 kasus aktif di seluruh dunia.

Berikut data 5 negara dengan kasus Corona tertinggi di dunia per pagi ini:

1. Amerika Serikat: 34.154.304 kasus, 611.019 kematian, dan 27.986.511 pasien sembuh.

2. India: 28.440.988 kasus, 338.013 kematian, dan 26.382.897 pasien sembuh.

3. Brasil: 16.720.081 kasus, 467.706 kematian, dan 15.168.330 pasien sembuh.

4. Prancis: 5.685.915 kasus, 109.758 kematian, dan 5.371.901 pasien sembuh.

5. Turki: 5.263.697 kasus, 47.768 kematian, dan 5.131.453 pasien sembuh.

Update Corona Indonesia Pagi Ini

Indonesia berada di urutan ke-18 dunia hingga pagi ini dengan mengonfirmasi total 1.831.773 kasus positif di mana jumlah ini diperoleh setelah mendapat tambahan 5.246 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Jumlah yang meninggal di dunia akibat Covid-19 di Tanah Air menjadi 50.908 orang. Ada tambahan 185 kasus kematian dalam sehari terakhir.

Sementara yang berhasil sembuh secara kumulatif yakni 1.680.501 pasien serta masih menyisakan 100.364 kasus aktif dari seluruh wilayah di Indonesia

WHO Memvalidasi Vaksin Sinovac COVID-19 untuk Penggunaan Darurat

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memvalidasi vaksin Sinovac-CoronaVac COVID-19 untuk penggunaan darurat per 1 Juni 2021.

WHO juga memberikan jaminan kepada negara, penyandang dana, lembaga pengadaan, dan masyarakat bahwa vaksin Sinovac memenuhi standar internasional untuk keamanan, kemanjuran, dan pembuatannya.

Vaksin ini diproduksi oleh perusahaan farmasi Sinovac yang berbasis di Beijing.

“Dunia sangat membutuhkan beberapa vaksin COVID-19 untuk mengatasi kesenjangan akses yang sangat besar di seluruh dunia,” kata Dr Mariângela Simão, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Produk Kesehatan.

“Kami mendesak produsen untuk berpartisipasi dalam Fasilitas COVAX, berbagi pengetahuan dan data mereka, serta berkontribusi untuk mengendalikan pandemi,” lanjutnya.

Daftar Penggunaan Darurat (EUL) WHO merupakan prasyarat untuk pasokan vaksin Fasilitas COVAX dan pengadaan internasional.

Ini juga memungkinkan negara mempercepat persetujuan peraturan mereka sendiri untuk mengimpor dan mengelola vaksin COVID-19.

EUL menilai kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin COVID-19, serta rencana manajemen risiko dan kesesuaian program, seperti persyaratan rantai dingin.

Penilaian dilakukan oleh kelompok evaluasi produk, yang terdiri dari ahli regulasi dari seluruh dunia dan Kelompok Penasihat Teknis (TAG), yang bertanggung jawab melakukan penilaian risiko-manfaat untuk rekomendasi independen tentang apakah vaksin dapat didaftarkan untuk penggunaan darurat.

Dalam kasus vaksin Sinovac-CoronaVac, penilaian WHO mencakup inspeksi di tempat fasilitas produksi.

Produk Sinovac-CoronaVac adalah vaksin yang tidak aktif. Persyaratan penyimpanannya yang mudah membuatnya sangat mudah dikelola dan sangat cocok untuk pengaturan sumber daya rendah.

Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang Imunisasi (SAGE) juga telah menyelesaikan tinjauannya terhadap vaksin tersebut.

Berdasarkan bukti yang ada, WHO merekomendasikan vaksin untuk digunakan pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, dalam jadwal dua dosis dengan jarak dua hingga empat minggu.

Hasil efikasi vaksin menunjukkan bahwa vaksin mencegah penyakit simtomatik pada 51% dari mereka yang divaksinasi dan mencegah COVID-19 yang parah dan rawat inap pada 100% dari populasi yang diteliti.

Beberapa lansia (lebih dari 60 tahun) terdaftar dalam uji klinis, sehingga kemanjuran tidak dapat diperkirakan pada kelompok usia ini.

Namun, WHO tidak merekomendasikan batas usia atas untuk vaksin karena data yang dikumpulkan selama penggunaan selanjutnya di banyak negara dan data imunogenisitas yang mendukung menunjukkan bahwa vaksin tersebut kemungkinan memiliki efek perlindungan pada orang tua.

WHO merekomendasikan bahwa negara-negara yang menggunakan vaksin pada kelompok lansia melakukan pemantauan keamanan dan efektivitas untuk memverifikasi dampak yang diharapkan dan berkontribusi untuk membuat rekomendasi lebih kuat untuk semua negara.

Baca juga artikel terkait UPDATE CORONA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH