tirto.id - Sebanyak 10,2 juta penduduk Indonesia sudah mendapat dua kali suntikan vaksin COVID-19 atau sudah selesai menjalani vaksinasi, demikian menurut data Kementerian Kesehatan pada Rabu pukul 12.00 WIB.
Sementara jumlah penduduk yang sudah mendapat suntikan dosis pertama vaksin COVID-19 menurut data pemerintah bertambah 205.692 orang menjadi 15.535.998 orang.
Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah warga yang sudah selesai menjalani vaksinasi pada Rabu bertambah 99.353 orang menjadi total 10.224.833 orang.
Sementara itu, pemerintah menargetkan program vaksinasi COVID-19 tahap pertama dan kedua dengan sasaran sumber daya manusia bidang kesehatan, pekerja sektor pelayanan publik, dan warga lanjut usia bisa mencakup 40.349.049 warga.
Dalam upaya mewujudkan kekebalan komunal terhadap COVID-19, pemerintah berencana memvaksinasi 181,5 juta penduduk atau sekitar 70 persen dari populasi. Hingga saat ini vaksinasi COVID-19 masih dilaksanakan di berbagai daerah. Selama pelaksanaan vaksinasi, pemerintah juga memantau kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa 27 kasus kematian yang diduga terkait dengan penyuntikan vaksin COVID-19 buatan Sinovac menurut hasil penyelidikan tidak terjadi karena vaksinasi.
Ia menyebutkan, sebanyak 10 kasus kematian terjadi akibat serangan COVID-19, 14 kasus kematian terjadi karena penyakit jantung dan pembuluh darah, satu kasus kematian terjadi akibat gangguan fungsi ginjal mendadak, dan dua kasus kematian terjadi karena diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol.
Vaksin adalah unsur penting dalam upaya mengatasi penyebaran penyakit menular dari waktu ke waktu, termasuk pandemi COVID-19 kali ini.
Sejarah mencatat, vaksin adalah unsur penting dalam upaya mengatasi penyebaran penyakit menular yang berulangkali terjadi dalam peradaban manusia dari waktu ke waktu
“Dulu pada waktu sebelum vaksin ditemukan, kematian karena penyakit menular seperti campak, difteri, dan pneumonia, banyak sekali,” kata dokter yang juga pakar imunisasi, dr. Jane Soepardi, MPH., dikutip dari situs resmi Satgas Penanganan COVID-19.
“Dengan lahirnya vaksin-vaksin ini, penyakit-penyakit menular berbahaya tersebut sudah hilang, walaupun masyarakat sering tidak menyadarinya,” tambahnya.
Maka dari itu, Dokter Jane mengharapkan kepada masyarakat untuk tidak menolak vaksin COVID-19 yang sedang diupayakan pemerintah, dengan harapan bisa segera mengakhiri pandemi.
“Jadi masyarakat kita harus terus-menerus diberi pengetahuan tentang penyakit apa saja yang berhasil dicegah dengan [vaksin] imunisasi. Jangan sampai nanti lupa lalu menghindari vaksin sehingga muncul kembali penyakit-penyakit lama,” tuturnya.
“Masyarakat harus mengetahui vaksin jauh berbeda dengan obat. Karena vaksin akan diberikan kepada orang sehat, oleh sebab itu syarat vaksin dibuat sangat ketat. Jadi lebih baik jangan sampai tertular COVID-19, dan kalau kita beruntung mendapat imunisasinya, jangan ditolak, justru bersyukur kalau mendapat vaksin COVID-19,” lanjut Dokter Jane.
Meskipun vaksin akan datang, kita harus tetap disiplin menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman). Mari kita praktikkan 3M tersebut sebagai satu-kesatuan karena 3M ini satu paket.
Editor: Agung DH