tirto.id - Angka kasus corona COVID-19 di seluruh dunia terus mengalami peningkatan setiap harinya. Menurut data terakhir dari situs Worldometersper hari ini Selasa (8/12/2020) pukul 16.28 WIB, secara global total kasus telah menyentuh angka 68,000,862. Saat ini, terdapat kasus aktif sebanyak 19,362,262.
Jumlah kematian secara global akibat corona COVID-19 yaitu sebanyak 1,551,599 jiwa, dan sejauh ini menurut penghitungan dari Worldometers, jumlah pasien yang telah sembuh sebanyak 47,079,759.
Amerika Serikat (AS) masih bertengger di posisi pertama sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak di seluruh dunia, yaitu 15,370,339. Selanjutnya, India berada di urutan kedua dengan 9,703,908.
Brasil mencatat kasus COVID-19 sebanyak 6,628,065 dengan total meninggal mencapai 177,388 jiwa.
Negeri Beruang Putih, Rusia mencatatkan kasus baru sebanyak 26,097 dan kematian baru sebanyak 562 jiwa, sehingga total pasien meninggal berjumlah 44,159 jiwa.
Prancis menduduki urutan ke-5 sebagai negara dengan angka kasus COVID-19 terbanyak di dunia yaitu dengan 2,295,908 kasus dan jumlah kematian mencapai 55,521. Secara keseluruhan, pasien yang telah sembuh sebanyak 170,285.
Sementara itu, Indonesia berada di urutan ke-20 dengan jumlah kasus mencapai 581,550, dan angka kematian akibat COVID-19 hingga hari ini sebanyak 17,867 jiwa.
Worldometers mencatat, sejauh ini jumlah pasien yang telah sembuh di Indonesia sebanyak 479,202 pasien.
Pesan WHO Terbaru Soal COVID-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam keterangan terbarunya menyatakan, ratusan studi seroprevalensi telah dilakukan di seluruh dunia, yang bervariasi dalam kualitas, metode, dan jenis tes yang digunakan.
"Terlepas dari keterbatasan mereka, hasilnya cukup konsisten: mereka memberi tahu kami bahwa sebagian besar populasi dunia tetap rentan terhadap infeksi virus COVID-19," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tedros mengatakan, studi seroprevalensi yang dilakukan ini dapat membantu untuk memahami berapa lama kekebalan dari infeksi alami bertahan, yang juga dapat membantu pula untuk memahami berapa lama kekebalan dari vaksinasi dapat bertahan.
"Karena negara-negara berencana untuk meluncurkan vaksin dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, kami mendesak mereka untuk memprioritaskan vaksinasi bagi mereka yang paling membutuhkan, berdasarkan pada Kerangka Nilai dan Peta Jalan Prioritas Populasi yang dikeluarkan oleh Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi WHO," tandas Tedros.
Editor: Agung DH