Menuju konten utama

Update Corona Dunia 17 Desember Sore: Kasus Aktif Global 20 Juta

Update corona di dunia 17 Desember sore pukul 16.00 WIB, total kasus aktif capai 20 juta. 

Update Corona Dunia 17 Desember Sore: Kasus Aktif Global 20 Juta
Ilustrasi Corona di Ruang Publik. foto/Istockphoto

tirto.id - Corona COVID-19 terus meningkat di seluruh dunia. Menurut laporan dari situs Worldometers, data kasus global hingga Kamis, (17/12/2020) pukul 16.00 WIB telah berjumlah 74,597,564.

Saat ini, total jumlah kematian di seluruh dunia mencapai 1,656,549 jiwa. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 52,427,499 orang. Kasus aktif saat ini di seluruh dunia berjumlah 20,513,516.

Menurut Worldometers, Amerika Serikat (AS) masih menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia yaitu 17,394,314, dan jumlah kematian mencapai 314,629 jiwa.

Di posisi ke-2, ada India dengan jumlah kasus sebanyak 9,951,072 dan kematian akibat COVID-19 mencapai 144,487 jiwa.

Brasil berada di posisi ke-3 dengan 7,042,695 kasus. Rusia mendapat penambahan kasus baru sebanyak 28,214 dan 587 kematian baru. Total jumlah kasus di Negeri Beruang Merah yaitu sebanyak 2,762,668 dan kini berada di posisi ke-4.

Prancis berada di posisi ke-5 dengan total kasus hingga saat ini mencapai 2,409,062. Turki menyalip Inggris ke posisi ke-6 dengan jumlah kasus mencapai 1,928,165, sementara Inggris berada di peringkat ke-7 dengan 1,913,277 kasus.

Indonesia menurut Worldometers hari ini turun satu peringkat ke posisi 20 dengan jumlah kasus sebanyak 636,154.

Total jumlah kematian akibat corona di Tanah Air sebanyak 19,248, dan pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 521,984.

Pidato Dirjen WHO Soal Corona

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pidato terbarunya menyatakan, teknologi digital memiliki potensi yang sangat besar dan berkembang pesat untuk mengubah kesehatan seluruh populasi.

Dalam perang global melawan COVID-19, misalnya, kecerdasan buatan digunakan untuk menyaring populasi, melacak infeksi, dan memantau pasokan dan aliran sumber daya kesehatan penting.

"Teknologi digital dapat meningkatkan pemberian layanan dan keselamatan pasien, memfasilitasi pelatihan tenaga kesehatan, memberdayakan pasien dan keluarga, serta membantu mencegah penyebaran penyakit menular," ujar Tedros.

WHO telah membentuk Departemen Kesehatan dan Inovasi Digital untuk mendukung negara dalam memprioritaskan, mengintegrasikan, dan mengatur teknologi digital.

Pada bulan September, Departemen Kesehatan dan Inovasi Digital mengadakan meja bundar dengan CSO dan LSM, untuk membahas berbagai masalah termasuk transformasi digital, sistem pengawasan penyakit peringatan dini, dan "Jaringan Jaringan Kesehatan Digital" untuk menyatukan komunitas kesehatan digital global.

Bulan lalu, Negara Anggota WHO menyetujui Strategi Global tentang Kesehatan Digital di Majelis Kesehatan Dunia. "Sekarang saatnya menerapkan strategi global tersebut, untuk membantu negara-negara mengadopsi alat abad ke-21 ini sebagai bagian dari perjalanan mereka menuju cakupan kesehatan universal, sambil memperkuat tata kelola dan perlindungan data," jelas Tedros.

"Kami membutuhkan setiap orang, individu, komunitas, masyarakat sipil, LSM, perusahaan swasta, akademisi, dan pemerintah untuk menjadi bagian dari misi penting ini," tambahnya.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH