tirto.id - Data kasus virus corona COVID-19 yang dicatat Worldometers pada Rabu (27/5/2020) pukul 09.00 WIB menunjukkan peningkatkan. Tercatat, kasus COVID-19 mencapai 5.683.802. Dari jumlah tersebut, 352.200 orang meninggal akibat virus dan 2.430.517 dinyatakan sembuh.
Negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak adalah Amerika Serikat (AS) dengan jumlah 1.725.275 dan kematian mencapai 100.572, menurut Worldometers. Negara di belakang AS adalah Brasil dengan 394.507 dan Rusia dengan 362.342 kasus.
CNN.com mewartakan, jumlah kematian harian akibat virus corona di Brasil lebih tinggi daripada kematian di Amerika Serikat selama dua hari terakhir.
Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan 1.039 kematian selama 24 jam terakhir pada Selasa (26/5/2020). Setidaknya 683 orang meninggal di AS selama periode waktu yang sama, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins.
Brasil melaporkan 807 kematian akibat virus corona pada hari Senin. AS memiliki 498 kematian selama periode yang sama. Hingga Selasa malam, setidaknya 24.512 orang meninggal di Brasil akibat virus corona COVID-19.
Pemerintah Jerman dan enam belas negara bagian federal sepakat untuk memperpanjang pembatasan jarak sosial hingga 29 Juni 2020, pemerintah mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Selasa.
Batas 10 orang, atau dua rumah tangga, akan diizinkan untuk bertemu di tempat-tempat umum.
Pernyataan itu menambahkan bahwa "keputusan ini didasarkan pada penilaian bahwa jumlah infeksi baru SARS-CoV2 di Jerman berada pada tingkat rendah sebulan setelah dimulainya langkah-langkah pelonggaran."
Keberhasilan Jerman sebagian besar didasarkan pada warganya yang mematuhi pedoman jarak sosial dan aturan kebersihan.
Jerman melaporkan pada hari Senin bahwa jumlah kasus virus corona aktif turun menjadi 9.113, dengan jumlah total kasus yang dikonfirmasi mencapai 178.570.
Ketika Brasil dan India berjuang dengan melonjaknya kasus coronavirus, seorang pakar kesehatan terkemuka memperingatkan, dunia masih berada di tengah pandemi. Pernyataan itu meredam harapan pemulihan ekonomi global yang cepat dan pembukaan perjalanan internasional.
"Saat ini, kita tidak berada di gelombang kedua. Kita berada tepat di tengah gelombang pertama secara global," kata Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dikutip AP News.
Bursa Efek New York dibuka kembali untuk perdagangan langsung pertama kalinya dalam dua bulan. Lantai perdagangan di Manhattan dibuka dengan penghalang plastik, masker, dan berkurangnya jumlah orang untuk mematuhi aturan jarak sosial 6 kaki.
Yang Harus Diketahui Soal Virus Corona COVID-19
Gumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan penyumbatan berbahaya di kaki dan paru-paru semakin banyak ditemukan pada pasien COVID-19, termasuk beberapa anak-anak.
Bahkan gumpalan kecil yang dapat merusak jaringan di seluruh tubuh telah terlihat pada pasien yang dirawat di rumah sakit dan dalam otopsi. Hal ini membingungkan pemahaman dokter tentang COVID-19 yang sebelumnya dianggap sebagai infeksi saluran pernapasan.
Bagi kebanyakan orang, coronavirus menyebabkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk yang hilang dalam dua hingga tiga minggu.
Untuk beberapa orang, terutama orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang ada, dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, termasuk pneumonia dan kematian. Sebagian besar orang pulih dari virus ini.
Salah satu cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus adalah mencuci tangan dengan sabun dan air. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan mencuci tangan dengan air hangat atau dingin. Kemudian menyabuni selama 20 detik ke seluruh permukaan tangan sebelum dibilas dan dikeringkan.
Editor: Agung DH