tirto.id - Update data jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia pada Jumat, 27 Maret 2020 masih menunjukkan tingginya angka penambahan pasien baru. Lonjakan kembali terjadi pada data kasus positif Covid-19 maupun kematian akibat virus corona.
Mengutip data yang dilansir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, ada tambahan 153 kasus baru pada hari ini. Dengan demikian, total jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia meningkat dari 893 menjadi 1.046 pasien per 27 Maret 2020.
Di sisi lain, sebanyak 46 pasien Covid-19 di Indonesia telah dinyatakan sembuh. Sementara 913 pasien lainnya hingga kini masih berstatus dalam perawatan.
Peningkatan juga terjadi pada data kematian akibat pasien Covid-19 yang bertambah sembilan jiwa pada hari ini. Penambahan itu membuat angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia menjadi 87 jiwa per hari ini.
Angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia ini tertinggi di Asia Tenggara dan jauh melampaui negara-negara jiran lainnya.
Sebagai perbandingan, Malaysia yang saat ini memiliki kasus Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara, yakni 2.031 pasien, hanya memiliki jumlah kematian sebanyak 24 jiwa. Data ini sesuai dengan yang tercatat di laman update coronavirus global yang disediakan John Hopkins Univesity.
Sementara Thailand, dengan jumlah kasus Covid-19 mencapai 1.136 pasien, cuma memiliki data kematian lima jiwa. Bahkan, Singapura yang sejauh ini sudah merawat 683 pasien Covid-19 hingga kini hanya memiliki 2 kasus kematian.
Hanya Filipina, negara Asia Tenggara yang memiliki angka kematian lumayan tinggi meskipun masih di bawah Indonesia, yakni 45 jiwa dari 707 kasus positif Covid-19.
Sebaran kasus Covid-19 di Indonesia juga kembali meluas hari ini. Jumlah provinsi yang memiliki kasus Covid-19 bertambah dari 27 menjadi 28 daerah.
Berikut rincian data sebaran kasus Covid-19 di Indonesia, berdasarkan provinsi:
1. DKI Jakarta
Terkonfirmasi: 598
Sembuh: 31
Meninggal: 51
2. Jawa Barat
Terkonfirmasi: 98
Sembuh: 5
Meninggal: 14
3. Banten
Terkonfirmasi: 84
Sembuh: 1
Meninggal: 4
4. Jawa Timur
Terkonfirmasi: 66
Sembuh: 8
Meninggal: 4
5. Jawa Tengah
Terkonfirmasi: 43
Sembuh: 0
Meninggal: 6
6. Sulawesi Selatan
Terkonfirmasi: 29
Sembuh: 0
Meninggal: 1
7. Daerah Istimewa Yogyakarta
Terkonfirmasi: 22
Sembuh: 1
Meninggal: 2
8. Kalimantan Timur
Terkonfirmasi: 11
Sembuh: 0
Meninggal: 0
9. Bali
Terkonfirmasi: 9
Sembuh: 0
Meninggal: 2
10. Sumatera Utara
Terkonfirmasi: 8
Sembuh: 0
Meninggal: 1
11. Papua
Terkonfirmasi: 7
Sembuh: 0
Meninggal: 0
12. Kalimantan Tengah
Terkonfirmasi: 6
Sembuh: 0
Meninggal: 0
13. Sumatera Barat
Terkonfirmasi: 5
Sembuh: 0
Meninggal: 0
14. Kepulauan Riau
Terkonfirmasi: 5
Sembuh: 0
Meninggal: 1
15. Aceh
Terkonfirmasi: 4
Sembuh: 0
Meninggal: 0
16. Lampung
Terkonfirmasi: 4
Sembuh: 0
Meninggal: 0
17. Kalimantan Barat
Terkonfirmasi: 3
Sembuh: 0
Meninggal: 0
18. Sulawesi Tenggara
Terkonfirmasi: 3
Sembuh: 0
Meninggal: 0
19. Nusa Tenggara Barat
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 0
20. Sulawesi Utara
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 0
21. Papua Barat
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 0
22. Riau
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 0
23. Jambi
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 0
24. Sumatera Selatan
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 1
25. Kalimantan Selatan
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 0
26. Sulawesi Tengah
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 0
27. Maluku
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 0
28. Maluku Utara
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Juru bicara pemerintah RI untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyatakan peningkatan jumlah kasus yang signifikan menunjukkan proses penularan virus corona masih berlangsung.
"Masih ada kasus positif di tengah-tengah kita, dan masih ada kontak dekat [dengan kasus positif] sehingga muncul penularan," kata Yurianto dalam konferensi pers, pada Kamis (27/3/2020), yang disiarkan akun Youtube BNPB.
Menurut Yurianto, kondisi ini menunjukkan upaya pencegahan sangat penting dilakukan, terutama menjaga jarak fisik, tidak berkerumun dan rajin mencuci tangan dengan sabun.
"Oleh karena itu, jaga jarak fisik saat komunikasi sosial dengan siapa pun, baik di rumah maupun luar rumah," ujar dia.
Dia merekomendasikan penjagaan jarak fisik yang aman adalah dua meter. Yurianto menegaskan, meskipun di dalam rumah, penjagaan jarak fisik tersebut tetap penting.
Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan adanya salah satu anggota keluarga yang sering keluar rumah dan terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala berat.
"Kalau bisa, sementara tidak makan bersama dahulu dan tidur di tempat terpisah," ujar dia.
Editor: Agung DH