Menuju konten utama

Ciri-Ciri Corona & Gejala COVID-19, Apa Beda dari Flu & Pneumonia?

Apa ciri-ciri awal dan gejala yang dirasakan penderita Corona Covid-19?

Ciri-Ciri Corona & Gejala COVID-19, Apa Beda dari Flu & Pneumonia?
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kasus Corona Covid-19 hingga kini masih melanda dunia. Badan kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kasus-kasus baru di beberapa negara meningkat semakin cepat, termasuk Indonesia.

Data CSSE Johns Hopkins University menunjukkan terdapat 463.751 kasus positif Covid-19 yang ditemukan di 175 negara, sampai 26 Maret 2020.

Total jumlah kasus positif Corona Covid-19 di Indonesia, per 26 Maret 2020, mencapai 893 pasien. Dari jumlah tersebut, 780 pasien positif Covid-19 sedang menjalani perawatan.

Apa Ciri-Ciri Awal Penderita Corona Covid-19?

Gejala awal virus corona COVID-19 yang dirasakan para pasien adalah demam, batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih, dan lesu. Namun, sebagian pasien Covid-19 hanya mengalami gejala sakit ringan, dan bahkan sama sekali tidak mengalami gejala infeksi.

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

Berdasarkan informasi di laman lembaga kesehatan AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), lansia dan mereka yang memiliki riwayat gangguan kesehatan seperti diabetes, asma, atau penyakit jantung, memiliki resiko lebih tinggi, saat terinfeksi virus corona.

Gejala Corona Covid-19 dari Hari ke Hari

Business Insidermelaporkan sebuah studi yang menganalisis gangguan kesehatan pada 140 pasien Covid-19. Penelitian ini mencatat 80 persen pasien tergolong kasus ringan, 15 persen termasuk kasus parah dan 5 persen sakit kritis.

Mayoritas atau 99 persen pasien itu mengalami demam tinggi. Lebih dari separuhnya mengalami kelelahan dan batuk kering. Sekitar sepertiga pasien juga mengalami nyeri otot dan sulit bernapas.

Berdasarkan hasil riset di Wuhan tersebut, berikut perkembangan kemunculan gejala sakit Covid-19 yang tampak dari hari ke hari ketika infeksi virus corona sudah terjadi.

Hari 1: Pasien mengalami demam. Beberapa di antara mereka juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sementara, sebagian kecil lainnya mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.

Hari 5: Pasien bisa mengalami kesulitan bernapas, terutama jika mereka lansia atau memiliki gangguan kesehatan sebelumnya.

Hari 7: Pada hari ke tujuh ini, gejala di atas muncul dan rata-rata pasien belum dirawat di rumah sakit

Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen) mengalami sindrom gangguan pernapasan akut, atau ketika cairan menumpuk di paru-paru. Kejadian ini sering berakibat fatal.

Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini adalah waktu ketika penyakit Covid-19 membuat pasien harus dirawat di ICU. Pasien-pasien yang mengalami kondisi ini lebih mungkin memiliki sakit perut memburuk dan kehilangan nafsu makan ketimbang mereka yang termasuk kasus ringan. Pada fase ini, tingkat kematian ditemukan hanya sekitar 2 persen.

Hari 17: Rata-rata, pasian yang pulih bisa keluar dari rumah sakit setelah 14-18 hari perawatan.

Gejala covid-19 dapat mirip dengan pneumonia. Akan tetapi, ahli radiologi di Universitas Thomas Jefferson Paras Lakhani mengatakan bahwa kondisi pasien yang terjangkit Covid-19 dapat menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.

Ini lah yang dapat membedakan pneumonia dengan virus Corona tersebut.

"Pneumonia biasanya tidak berkembang pesat," kata Lakhani. "Biasanya, sebagian besar rumah sakit akan mengobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil dan kemudian mulai membaik,” lanjutnya dikutip dari Business Insider.

Perbedaan orang yang sakit akibat Virus Corona (2019-nCoV) dengan influenza biasa

Orang yang terinfeksi 2019-nCoV dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Meski gejalanya sama, tetapi virus penyebabnya bisa berbeda.

Kemiripan gejala tersebut membuat identifikasi infeksi Virus Corona tidak mudah dilakukan. Perlu ada pemeriksaan laboratorium untuk mengonfirmasi indikasi seseorang tertular Virus Corona.

Oleh karena itu, WHO merekomendasikan agar setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas mencari pengobatan sejak dini.

Mereka pun perlu memberitahu petugas kesehatan soal riwayat perjalanannya dalam 14 hari terakhir sebelum gejala muncul. Informasi lainnya ialah riwayat kontak mereka dengan seseorang yang sedang menderita infeksi saluran pernafasan.

Berapa Lama waktu inkubasi Virus Corona (2019-nCov)

Waktu yang diperlukan sejak tertular atau terinfeksi hingga muncul gejala disebut masa inkubasi. Saat ini masa inkubasi Virus Corona (2019-nCoV) diperkirakan antara 21 hari, dan perkiraan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus.

Jika merujuk data kasus penyakit akibat coronavirus sebelumnya, seperti MERS dan SARS, masa inkubasi 2019-nCoV juga bisa mencapai 14 hari.

Setiap orang berisiko terkena virus corona COVID-19, tetapi risikonya tergantung pada tempat tinggal atau tempat yang dikunjungi baru-baru ini. Risiko infeksi lebih tinggi di daerah di mana sejumlah orang telah didiagnosis dengan COVID-19.

Hingga saat ini, sudah dipastikan ada penularan antar-manusia. Biasanya, penularan dapat terjadi setelah ada kontak erat dengan pasien terinfeksi Virus Corona, seperti di tempat kerja, rumah atau fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya.

Lebih dari 95% dari semua kasus COVID-19 terjadi di Cina, dengan sebagian besar di Provinsi Hubei. Untuk orang-orang di sebagian besar belahan dunia lainnya, risiko Anda terkena COVID-19 saat ini rendah, tetapi, penting untuk mengetahui situasi dan upaya kesiapsiagaan di wilayah masing-masing.

Orang dapat tertular virus COVID-19 dari orang lain yang memiliki virus. Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui cairan dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang dengan COVID-19 batuk atau bersin.

Cairan ini mendarat pada benda dan permukaan di sekitar orang tersebut. Orang lain kemudian kena COVID-19 dengan menyentuh benda atau permukaan ini, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH