tirto.id - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) melanjutkan pelaksanaan rapid test acak ke mal dan sejumlah pusat perbelanjaan di kota tersebut dengan target 557 sampel, setelah pekan lalu menggelar rapid test acak di pasar tradisional.
“Sama seperti pelaksanaan rapid test di pasar tradisional, kegiatan rapid test kali ini juga ditujukan untuk kebutuhan survei guna memetakan kondisi persebaran COVID-19 di Yogyakarta. Sehingga, setiap warga yang menjadi sampel hanya akan menjalani tes satu kali saja,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu (10/6/2020).
Terdapat enam mal yang akan menjadi target rapid test acak, yaitu Galeria Mall, Jogjatronik, Lippo Mall, Ramai Mall, Gardena, dan Malioboro Mall yang diikuti oleh karyawan dari manajemen mal, termasuk petugas kebersihan dan keamanan hingga karyawan dari setiap tenant. Rapid test digelar dua hari, 10-11 Juni.
Mengenai jumlah sampel pada rapid test acak di mal yang lebih banyak dua kali lipat dibanding saat dilakukan rapid test di pasar tradisional disebabkan interaksi di mal lebih terkontrol dibanding di pasar tradisional.
“Di pasar tradisional cukup dengan 250 sampel saja karena interaksi lebih terbuka sehingga potensi paparan pun tinggi. Dengan sampel 250 sudah dirasa cukup untuk memetakan kondisi,” katanya.
Sementara itu, di pusat perbelanjaan yang sudah terkontrol dengan baik karena disiapkan sejumlah fasilitas pendukung, seperti pengecekan suhu tubuh, cuci tangan dan kondisi yang lebih tertutup maka dibutuhkan lebih banyak sampel untuk bisa memetakan kondisi persebaran virus corona.
“Persebaran sampel di tiap mal pun sudah dihitung dengan metodologi survei untuk kepentingan memperoleh gambaran yang akurat mengenai persebaran COVID-19 di Yogyakarta,” katanya.
Selain di mal, lanjut Heroe, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Kota Yogyakarta juga akan melanjutkan rapid test acak dengan sasaran kafe dan restoran.
“Kami targetkan pekan depan sudah bisa dilakukan karena dibutuhkan hitungan mengenai jumlah sampel dan persebaran lokasinya sehingga memenuhi syarat metodologi survei,” katanya.
Hasil dari seluruh kegiatan rapid test acak, dimulai dari pasar tradisional, mal, dan nantinya restoran kemudian dikompilasi menjadi sebuah peta besar.
“Dari hasil rapid test dengan metode survei ini, akan kami lihat bagaimana hasilnya untuk menyimpulkan apakah kondisi persebaran virus corona di Yogyakarta benar-benar landai atau memang ada kelompok-kelompok di masyarakat yang selama ini belum terdeteksi,” kata dia.
Hasil dari rapid test tersebut, lanjut Heroe, juga akan menjadi dasar untuk pengambilan kebijakan ke depan.