tirto.id - Hujan deras disertai petir dan angin kencang menerjang Kupang dan daerah lain di Nusa Tenggara Timur (NTT) karena dampak siklon tropis seroja mulai Minggu (4/4/2021).
Akibatnya banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang terjadi di sejumlah wilayah di Kupang dan menyebabkan kerusakan yang cukup parah di beberapa lokasi.
Aleta Baun, warga NTT yang juga aktivis lingkungan saat dihubungi melalui sambungan telepon Selasa pagi (6/4/2021) pukul 08.30 WIB mengatakan hingga saat ini listrik di enam kabupaten masih padam.
"Masyarakat masih banyak yang susah, siap hujan lagi (hujan akan tujun lagi), listrik mati di enam kabupaten, karena kabel hancur," katanya.
Aleta yang berada di Soe, Ibukota Kabupaten Timor, Tengah, Selatan mengatakan, saat ini bahkan sejumlah wilayah masih terisolir karena banjir belum surut sehingga menutup akses jalan.
Kerusakan cukup parah juga terjadi di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Sebagian warga di beberapa daerah juga masih mengungsi di dua lokasi, yaitu gereja dan balai desa.
Aleta menambahkan, kebutuhan paling mendesak yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat adalah bahan pangan serta pakaian layak pakai.
"Yang mendesak dibutuhkan sekarang makanan dan pakaian karena masyarakat tidak siap membawa apapun," katanya.
Sementara itu, enam kabupaten yang aliran listriknya masih mati dari Minggu (4/4/2021) malam adalah,
1. TTS (Timor, Tengah, Selatan)
2. Belu
3. Malaka
4. Kabupaten Kupang
5. TTU (Timor, Tengah, Utara)
6. Kota kupang
Sementara itu, Agusto Bunga, warga Kota Kupang, Kecamatan Kota Raja Kelurahan Airnona saat dihubungi redaksi Tirto (5/4/2021) pukul 19.00 mengatakan selain listrik yang masih padam, saat ini juga terjadi kelanggkaan BBM.
"Lampu masih padam, sekarang terjadi kelangkaan BBM (premium) karena beberapa SPBU di Kota Kupang rusak diterjang angin semalam. Sinyal selular normal walaupun tidak merata di semua wilayah," katanya.
Agusto juga mengatakan kerja ekstra dari BPBD dan masyarakat untuk membersihkan pohon tumbang yang menghalangi jalanan di hampir semua wilayah kecamatan di dalam Kota Kupang, masih berlangsung sampai tadi malam.
Daftar daerah di NTT yang terisolir
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi mengatakan sejumlah wilayah di tiga kabupaten masih terisolasi akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi pada Ahad.
Dalam konferensi pers secara virtual, Senin, Josef merinci wilayah yang terisolasi itu enam desa di Kabupaten Malaka, enam desa di Kabupaten Flores Timur, dan enam kecamatan di Kabupaten Sabu Raijua.
"Di Kabupaten Malaka ada enam desa karena jembatan putus. Kabupaten Flores Timur di Adonara ada beberapa desa dan sekitar enam desa yang terisolir karena jalannya longsor, jalannya tak bisa dilewati. Di Sabu Raijua ada enam kecamatan yang terisolasi karena jalan dan jembatan putus," melansir Antara.
Josef mengatakan secara akumulasi seluruh wilayah di NTT terkena dampak dari siklon tropis seroja. Sekitar delapan kabupaten masuk dalam kategori terdampak berat, sementara sisanya sedang hingga ringan.
"Flores Timur, Lembata, Kota Kupang, Sabu Raijua, Sumba Timur, Alor, dan Malaka, ini yang dampaknya sangat berat. Kota Kupang dan Kabupaten Kupang juga terdampak sangat luar biasa," ujar Josef.
Menurutnya, hingga tadi malam korban meninggal di NTT mencapai 84 orang dan sekitar 71 orang masih dalam pencarian.
Josef berharap tokoh-tokoh masyarakat bisa meminjamkan rumah atau tempat untuk dijadikan sebagai area pengungsian. Hal ini ditujukan agar mengurangi kerumunan dan menekan penularan COVID-19.
"Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah provinsi dan pemerintah daerah bekerja sama dengan TNI dan Polri membuat dapur umum. Kemudian untuk menghindari kerumunan orang, tokoh-tokoh masyarakat agar meminjamkan tempat-tempat mereka agar tidak terjadi eskalasi dari COVID jika ada kerumunan," kata dia.
Kepala BNPB Doni Monardo menyiapkan tiga helikopter untuk membantu proses evakuasi maupun distribusi logistik kepada warga yang masih terisolir. Apabila masih kurang, BNPB akan meminta TNI dan Polri untuk menerjunkan unit tambahan.
"Daerah terisolir akan didukung helikopter untuk mengirim bantuan kebutuhan dasar. Sudah tiga unit yang akan digerakkan ke wilayah NTT. Kalau kurang BNPB akan menyiapkan lagi termasuk dari Mabes TNI dan Polri," kata dia.
Editor: Agung DH