Menuju konten utama

Upaya FPI Menghadang Djarot di Senen

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saeful Hidayat dikabarkan akan dihadang oleh anggota FPI (Front Pembela Islam) saat menghadiri pengajian warga di Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2017). Namun rencana ini urung terlaksana.

Upaya FPI Menghadang Djarot di Senen
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Syaiful Hidayat (tengah) bercengkrama dengan ibu-ibu pengajian Majelis Talim An Nisaa di Kramat Lontar, Jakarta, Senin (20/3). Dalam kunjungannya tersebut, Djarot berjanji akan meluncurkan Kartu Jakarta Lansia (KJL) pada Mei 2017 dengan peruntukkan lansia dari keluarga tidak mampu. ANTARA FOTO/Atika Fauziyyah.

tirto.id - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dikabarkan akan dihadang oleh anggota FPI (Front Pembela Islam) saat menghadiri pengajian warga di Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2017).

Tuan rumah Majelis Ta'lim Annisa sekaligus tuan rumah, Saefuddin (44) memberitahu jika sebelumnya, sebanyak 50 orang anggota FPI mendatangi rumahnya pukul 24.00 WIB.

"50 orang datang FPI. Minta supaya acara ini tidak diteruskan ya kita gak bisa. Jam 12 malam. Kita baru mau tidur. Djarot gak boleh hadir. Katanya akan melakukan pembubaran kalau Djarot ada, " ucap dia di Kramat, Senin (20/3/2017).

Namun demikian, ia mengatakan jika kondisi cukup kondusif dan bernuansa kekeluargaan. Alhasil penghadangan itupun tak terjadi. Situasi tersebut, lanjut dia, karena adanya pengamanan dari 30 polisi dan 40 banser NU (Nahdlatul Ulama) yang mengamankan.

Ia mengaku jika dirinya berusaha untuk netral. Bahkan, kalaupun ada pasangan calon (paslon) lain datang, ia mengaku bakal menerima dengan tangan terbuka. "Kalaupun besok Anies datang saya silahkan kalaupun saya diundang juga saya akan datang," ujar dia.

Pengajian tersebut telah dimulai sejak pukul 12.00 WIB dengan kondisi hujan deras. Namun berdasarkan pantauan Tirto, warga sangat antusias dan menunggu kedatangan Djarot hingga pukul 14.00 WIB.

Saefuddin mengaku rumahnya mampu menampung sebanyak 500 orang, namun warga yang datang melebihi kapasitas hingga 700 orang.

Acara tersebut berlangsung hingga pukul 15.00 WIB dengan disertai pengamanan dari polisi sejak pukul 11.00 WIB. Kapolsek Senen, Indra Tarigan mengatakan sebanyak 61 personel diturunkan untuk mengamankan jalannya pengajian.

"Kemarin bukan penghadangan cuma konfirmasi acara ini pengajian bukan kampanye," unggah dia di lokasi yang sama, Senin (20/3/2017).

Saat dimintai konfirmasi, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan tidak tahu menahu ihwal adanya kedatangan FPI semalam. "Gak tahu saya masa dia datang ke rumah ini, gak tahu dong, baru tahu dari kamu," ucap Djarot di lokasi pengajian, Senin (20/3/2017).

Menurut Djarot, tindakan FPI yang mengancam kedatangannya itu tidak dibenarkan karena dalam ajaran Islam itu merangkul bukan memukul.

Sementara itu saat diklarifikasi ke Juru Bicara FPI, Slamet Maarif mengakui beberapa hari sebelum acara digelar pihaknya memang mendatangi tuan rumah untuk menolak kehadiran Djarot.

"FPI hadir beberapa hari sebelum acara mengingatkan kepada tuan rumah bahwa banyak masyarakat disekitar yang menolak kehadiran Pak Djarot, sehingga lebih baik kehadiran Pak Djarot dibatalkan agar acara bisa berlangsung dengan baik tanpa ada ekses,"

Pada acara kemarin, Djarot memang tak jadi dihadang FPI, meski begitu Ia mendapat penolakan sebelum acara usai oleh sekelompok ibu-ibu sekitar 10 orang. Mereka membawa spanduk penolakan kedatangan Djarot. Mereka mengaku sebagai warga setempat dari RT 10 RW 07.

"Pengajian tidak seperti itu ya. ‎Itu kan ‎paslon nomor dua kan udah janji wakapolda-nya dan gak akan datang. Paslon dua udah janji," ujar mereka yang enggan disebut nama.

Menurut Ibu tersebut, pasangan calon nomor 2 sudah berjanji untuk tidak datang berkampanye. Ia menyebut kedatangan Djarot merupakan kampanye hitam dengan berbagi sembako.

Meski penolakan tersebut diakunya karena kampanye hitam, Ibu tersebut kemudian mengatakan tidak rela jika daerahnya didatangi oleh penista agama.

"Coba deh kitab kamu punya agama dihina, dinistakan kamu mau? Pasti kita gak mau. Kalau kalian mau silakan, kalau saya gak mau Alquran, kitab saya, Allah saya dihina. Itu saja dan saya menolak," unggah dia.

Dari warga lainnya koordinator Rela NU RT 02 RW 07, Ani menjelaskan jika acara tersebut memang dadakan. Namun, kata dia, tidak ada penolakan dari warga, alih-alih membludak. "RT 10 mungkin iya mungkin karena kita gak undang. Gak ada bagi-bagi sembako," kata dia di Kramat Lontar, Senin (20/3/2017).

Sementara itu, FPI membantah bahwa ibu-ibu ini adalah perwakilan dari FPI. "Apa betul anggota FPI? Antum bisa pastikan y menghadang punya kta FPI ? Atau umat islam yg menghadang?" ujar Slamet. Ia mengatakan penolakan ini adalah sebab akibat. "Kelihatannya tuan rumah memaksa diri sehingga masyarakat sekitar menolak kehadiran Djarot saat acara."

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Politik
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Maya Saputri