Menuju konten utama

UNESCO Selenggarakan Pameran Simpang Budaya

UNESCO menyelenggarakan pameran bertajuk “Simpang Budaya: Bamiyan dan Borobudur”. Pameran akan berlangsung dari tanggal 10-15 Januari 2017 di Atrium Galeria Mall Yogyakarta.

UNESCO Selenggarakan Pameran Simpang Budaya
Pengunjung mengamati patung kepala Budha yang dipamerkan dalam pameran "Simpang Budaya: Bamiyan dan Borobudur" di Atrium Galeria Mall, Yogyakarta, Selasa (10/1). Pameran yang digagas The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan pemerintah Indonesia itu guna mempromosikan dialog antar budaya, perdamaian dan saling pengertian masyarakat Indonesia dan Afganistan dengan memanfaatkan dua situs warisan dunia UNESCO di masing-masing negara, pameran berlangsung hingga 15 Januari 2015. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko.

tirto.id - The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyelenggarakan pameran bertajuk “Simpang Budaya: Bamiyan dan Borobudur”. Pameran yang akan berlangsung dari tanggal 10-15 Januari 2017 di Atrium Galeria Mall ini dibuka oleh Marsis Sutopo Kepala Balai Konservasi Borobudur dan Shahbaz Khan Direktur Perwakilan Kantor UNESCO di Jakarta.

Pameran ini bertujuan untuk mempromosikan dialog antarbudaya, perdamaian dan saling pengertian antara masyarakat Indonesia dan Afghanistan dengan memanfaatkan potensi Situs Warisan Dunia UNESCO di masing-masing negara.

Pameran ini menyoroti lima nilai penting yang dimiliki oleh situs Warisan Dunia-yaitu nilai sejarah, material, pendidikan, ekonomi, dan sosio-spiritual-dengan maksud untuk mengundang apresiasi yang lebih besar terhadap kedua peninggalan cagar budaya yang tak ternilai ini. Di samping itu juga diharapkan pemahaman lintas budaya bisa menjadi lebih tinggi di antara masyarakat kedua negara maupun masyarakat secara umum.

“Landskap budaya dan reruntuhan arkeologis Lembah Bamiyan dan Kompleks Candi Borobudur menggambarkan keragaman budaya dan agama di kedua negara. Diharapkan pameran ini mampu meningkatkan kesadaran serta rasa hormat terhadap kedua mahakarya peninggalan Budha ini dan mendorong upaya perlindungan dan promosi yang berkelanjutan,” ungkap Direktur Perwakilan Kantor UNESCO Jakarta Shahbaz Khan dalam sambutannya saat membuka acara pameran di Atrium Galeria Mall Yogyakarta, Selasa (10/1/2017).

Berdasakan rilis yang diterima Tirto, inisiatif proyek ini berawal dari kedekatan hubungan kerja antara Indonesia dan Afghanistan. Dalam Forum Demokrasi Bali di tahun 2011, Presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengutarakan keinginan untuk meningkatkan kerja sama di bidang kebudayaan.

Keinginan tersebut diwujudkan dalam kerja nyata dan diresmikan pada tanggal 9 November 2012. Pemerintah Indonesia kemudian menggandeng UNESCO untuk membantu mengembangkan kerja sama antar dua negara ini secara lebih lanjut sesuai mandat UNESCO untuk mempromosikan perdamaian dan kerja sama internasional melalui pemahaman dan sesuai dengan keahlian UNESCO di bidang perlindungan cagar budaya dan permuseuman.

Dalam rangka kerja Indonesia-UNESCO Fund in Trust, maka dibentuklah sebuah proyek bertajuk, “Mempromosikan dialog antarbudaya melalui pelatihan pembangunan kapasitas untuk pengembangan Museum di situs-situs warisan dunia UNESCO di Indonesia dan Afghanistan.” Dua situs warisan dunia yang terpilih tersebut adalah Lembah Bamiyan dan Kompleks Candi Borobudur.

Selanjtunya diadakanlah berbagai kegiatan, mulai dari rangkaian lokakarya untuk para kurator museum, lokakarya pencegahan impor dan ekspor benda cagar budaya, dan terakhir adalah pameran “Simpang Budaya: Bamiyan dan Borobudur.”

Selama pameran yang terselenggara di Galeria Mall, Yogyakarta, beberapa aktifitas industri kreatif di Borobudur akan dipertunjukan sebagai sebuah bentuk program pemberdayaan masyarakat. Selain itu, ada display informasi dan pengetahuan berupa panel-panel.

Baca juga artikel terkait CANDI BOROBUDUR atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh