Menuju konten utama

UAS Ditolak Masuk Singapura: Siapa Abdul Somad, Mengapa Ditolak?

Mengapa Abdul Somad ditahan imigrasi Singapura, siapa dia?

UAS Ditolak Masuk Singapura: Siapa Abdul Somad, Mengapa Ditolak?
Ustadz Abdul Somad bergegas keluar seusai memberikan kajian tausiyah di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (19/11/2019). ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww.

tirto.id - Ustaz Abdul Somad (UAS) dilarang masuk ke Singapura oleh pihak imigrasi setempat saat hendak berlibur bersama keluarganya di Kota Singa itu.

Istri dan anak UAS sudah masuk terlebih dahulu. Namun karena Abdul Somad tidak juga diizinkan masuk, akhirnya rombongan pergi meninggalkan Singapura pada Senin (16/5/2022) sore.

UAS tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam pendamping perjalanan. Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Singapura, salah satu alasan Abdul Somad Batubara ditolak di Singapura adalah karena ia dianggap menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan.

“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan, yang tidak dapat diterima di masyarakat multiras dan multiagama Singapura,” kata Kementerian Dalam Negeri Singapura, dikutip Antara News.

Pernyataan tersebut diambil dari rilis pers tertulis menanggapi Nota Diplomatik yang dilayangkan Kementerian Luar Negeri RI terkait penolakan masuk Abdul Somad.

Dalam pernyataan tersebut dijelaskan contoh bahwa Abdul Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi “syahid”.

“Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal ‘jin (roh/setan) kafir’. Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non Muslim sebagai kafir,” ujar Kementerian tersebut.

Pemerintah Singapura menegaskan bahwa masuknya pengunjung asing ke wilayahnya tidak bisa secara otomatis. Setiap orang akan dinilai berdasarkan kepantasannya masing-masing, kasus per kasus.

“Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan berpura-pura untuk kunjungan sosial, pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan perpecahan. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura,” kata Kementerian Singapura.

Profil Abdul Somad

Abdul Somad dikenal sebagai ustaz dan dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pria kelahiran Pekanbaru, Riau pada 18 Mei 1977 ini jadi perbincangan netizen lantaran dia ditolak masuk Singapura pada Senin (16/5/2022).

Selain Singapura, ternyata UAS juga pernah ditolak masuk Hong Kong, Timor Leste, Belanda, Jerman, dan Inggris. Masing-masing negara memiliki alasan penolakan sendiri. UAS juga bukan sekali ini saja jadi perbincangan. Ia beberapa kali dikritik karena ucapannya.

Ia pernah menjadi perbincangan netizen akibat komentarnya terhadap Rina Nose yang memutuskan untuk melepas jilbabnya. Jagad maya juga pernah digegerkan dengan beredarnya video potongan dakwah dari UAS yang menyinggung soal Salib. UAS menyebut bahwa Salib merupakan jin kafir.

Pendidikan UAS

Abdul Somad menempuh pendidikan di MTS Mu’allimin al-Washliyah di Medan. Somad kemudian kembali lagi ke Riau untuk menyelesaikan pendidikannya di Madrasah Aliyah Nurul Falah dan lulus 1996. Pada 1998, Somad terpilih untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas Al-Azhar, Mesir.

Setelah mendapatkan gelar Lc-nya Al Azhar, pada 2004 Somad pun melanjutkan pendidikan S2 di Al-Hadits Al-Hassania Institute, Maroko.

Setelah menyelesaikan studi S2, Somad kemudian menjadi pengajar di Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Selain itu, Somad juga pernah menjadi anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian pada 2009 hingga 2014. Somad juga pernah menjadi Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau untuk periode 2009-2014.

Baca juga artikel terkait ABDUL SOMAD atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Humaniora
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom