Menuju konten utama

Twibbon Tahun Baru 2022 untuk Ucapkan Happy New Year dan Sejarah

Daftar link Twibbon Tahun Baru 2022 untuk berbagi ucapa Happy New Year.

Twibbon Tahun Baru 2022 untuk Ucapkan Happy New Year dan Sejarah
Tanda 2022 yang akan menyala di atas sebuah gedung pada Malam Tahun Baru ditampilkan di Times Square, New York, Senin, 20 Desember 2021. (AP Photo/Seth Wenig, File)

tirto.id - Twibbon Tahun Baru 2022 dan berbagi ucapa Happy New Year adalah cara mudah, praktis, dan aman merayakan awal tahun, tanggal 1 Januari ini, di tengah pandemi Covid-19 yang belum melandai.

Situasi pandemi yang sedang ramai diperbincangkan saat ini, memaksa kita untuk tidak merayakan tahun baru di keramaian dan tempat terbuka. Diketahui pemerintah Indonesia, akan memperketat aturan perayaan tahun baru 2022 yang tinggal menunggu beberapa hari ke depan.

Gubernur DKI. Jakarta, Anies Baswedan, telah menerbitkan Keputusan Gubernur Nomor 1473 tentang PPKM Level Satu, dan diberlakukan mulai 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.

Pembatasan kegiatan akan diberlakukan di tempat-tempat umum, seperti mall dan tempat wisata. Namun, tidak perlu khawatir, kita tetap bisa meramaikan tahun baru dengan mengunggah twibbon di berbagai media sosial.

Daftar Link Twibbon Tahun Baru 2022

Twibbon tahun baru 2022 dapat diakses melalui website www.twibbonize.com di bawah ini.

https://www.twibbonize.com/twibbon-hari-natal-2021

https://www.twibbonize.com/tahunbaru22

https://www.twibbonize.com/tahunbaru2o22

https://www.twibbonize.com/tahunbaru2022frame

https://www.twibbonize.com/newyear05

https://www.twibbonize.com/teknodech1

https://www.twibbonize.com/newyear03

https://www.twibbonize.com/selamattahunbaru2022th

https://www.twibbonize.com/newyear01

https://www.twibbonize.com/tahunbaru2022e

https://www.twibbonize.com/newyear001

https://www.twibbonize.com/newyear0014

Cara mengedit foto kedalam twibbon secara gratis

1. Tentukan twibbon yang akan digunakan. Anda dapat memilihnya dari link yang tersedia di atas, atau dapat mengakses www.twibbonize.com untuk mendapatkan desain twibbon lainnya.

2. Apabila sudah masuk ke laman Twibbonize, klik menu “pilih foto”. Anda dapat menggunakan foto yang tersimpan dalam perangkat.

Kemudian klik “pilih”, melalui handphone.

Atau klik “open”, melalui komputer.

3. Sebelum melanjutkan pengeditan, sesuaikan posisi foto dengan menggeser letak foto. Lalu, klik “selanjutnya”

4. Pilik “unduh”, maka otomatis twibbon akan tersimpan di perangkat Anda.

Sejarah Tradisi Perayaan Tahun Baru

Perayaan tahun baru muncul pertama kali di Timur Tengah, pada 2000 SM.

Apabila menelusuri jauh ke belakang pada zaman dahulu orang-orang tidak merayakan tahun baru dengan menyalakan kembang api.

Misalnya di Kota Babel Mesopotamia, perayaan tahun baru tercatat sekitar 4.000 tahun yang lalu. Di kota ini, mereka memiliki tradisi Akitu. Dilansir dari nationalgeographic.grid.id perayaan ini dirayakan setiap akhir bulan Maret. Menurut kepercayaan mereka, bulan baru yang muncul di minggu terakhir Maret itu menandakan terjadinya “kelahiran alam baru”.

Tradisi ini berlangsung selama 11 hari, diawali dengan pemotongan barley pada musim semi. Kemudian, patung-patung dewa dibawa mengitari kota. Mereka percaya dengan melakukan tradisi ini dunia telah bersih.

Lalu mengapa selama ini kita memperingatinya setiap tanggal 1 Januari?

Julius Caesar yang merupakan pemimpin militer dan politikus Romawi berperan sebagai pencetus kalender Julian (kalender yang selaras dengan matahari) mengubah hari perayaan tersebut.

Seiring dengan perkembangan dan meluasnya kekuasaan Romawi, menyebar pula dalam penggunaan kalender Julian di berbagai belahan dunia.

Penetapan 1 Januari menjadi langkah reformasi Caesar. Namun, beberapa peristiwa terjadi dan tanggal tahun baru berubah-ubah setiap waktunya. Hingga pada akhirnya Paus Gregorius XIII membuat kalender Gregorian pada tahun 1582. Pada masa itu, tahun baru ditetapkan setiap tanggal 1 Januari.

Baca juga artikel terkait TAHUN BARU 2022 atau tulisan lainnya dari Chyntia Dyah Rahmadhani

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Chyntia Dyah Rahmadhani
Penulis: Chyntia Dyah Rahmadhani
Editor: Yulaika Ramadhani