tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding Joe Biden tidak kompeten untuk memimpin negeri paman sam itu, ketika mengomentari jajak pendapat dalam beberapa pekan terakhir yang menunjukkan Biden lebih unggul darinya.
“Jika Biden terpilih 3 November nanti, dia kan menghancurkan negara ini,” kata Trump, dalam wawancara bersama Fox News Sunday, yang dikutip South China Morning Post(SCMP), Senin (20/7/2020).
Dalam wawancara pada Minggu malam yang dipandu pembawa acara Chris Wallace itu, berkali-kali Trump melayangkan tudingan spekulatif dengan mengatakan, “Biden akan melipatgandakan pajak kalian” dan “ia akan menggunduli polisi”, hingga “agama akan hilang”, merujuk pada langkah Biden yang melarang layanan gereja-gereja besar untuk meminimalisir penyebaran virus corona.
Sebelumnya, dalam jajak pendapat yang dilakukan ABC News / Washington Post menunjukkan bahwa calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden unggul atas petahana Donald Trump.
Dalam jajak pendapat yang hasilnya dirilis pada Minggu (19/7/2020) kemarin, mantan wakil presiden era Barrack Obama tersebut bahkan unggul dua digit, sebesar 54 persen di atas Trump yang meraih 44 persen.
Ketika Wallace membacakan hasil tersebut kepada Trump, catat SCMP, presiden dari Partai Republik itu menolak hasil tersebut seraya mengatakan bahwa “pemungutan suara itu palsu”, lantas menambagkan bahwa survei dari Gedung Putih menunjukkan dia menang secara nasional maupun di negara-negara bagian.
Selain menolak hasil jajak pendapat, beberapa kali Trump juga menyerang Biden secara personal. Di samping menuding Biden tak kompeten, pria 74 tahun itu bahkan turut mempertanyakan ketajaman mental lawannya tersebut.
Trump mempertanyakan apakah Demokrat dapat lulus tes kemampuan kognitif dan mengatakan mantan wakil presiden itu akan berantakan jika diberikan pertanyaan sulit.
"Biarkan Biden duduk melalui wawancara seperti ini, dia akan berada di tanah menangis untuk mommy (ibu). Dia akan berkata, 'Bu, Bu, tolong bawa aku pulang'," Ujarnya.
Trump juga dihadapkan pada pertanyaan terkait respons masyarakat yang cenderung negatif terhadap kebijakan-kebijakannya selama pandemi.
Sebagaimana dilaporkan Politico, tiga hasil jajak pendapat paling baru yang dirilis Universitas Quinnipiac, NBC News / Wall Street Journal, dan ABC News / Washington Post menunjukkan bahwa penurunan tajam itu selaras dengan tanggapan para pemilih terhadap krisis pandemi virus corona.
Dalam ketiga jajak pendapatan, ketidakpercayaan kepada Trump terhadap kebijakan yang ia ambil dalam menangani virus corona yang menjadi masalah dominan yang dihadapi AS saat ini adalah sekitar 60 persen.
Sementara itu, pangsa suara Trump di ketiga jajak pendapat hanya berkisar sekitar 40 persen.
Ketika Wallace menyinggging Trump terkait hal ini, sekali lagi, politisi republikan ini membela penanganannya terhadap pandemi, dengan mengklaim bahwa "kami adalah yang diirikan dunia" pada pengujian; dan, dari prediksi awalnya bahwa suatu hari virus itu akan hilang, ia berkata, "Aku akan benar pada akhirnya."
Trump juga menentang mandat nasional untuk mengenakan masker dengan mengatakan, "Saya ingin orang-orang memiliki kebebasan tertentu."
Terkait hal tersebut, pada hari Minggu (19/7/2020) waktu AS, Biden menanggapinya dengan mengatakan “sudah lama bagi Presiden Trump untuk mendengarkan orang lain selain dirinya sendiri dalam cara melawan virus ini” dalam sebuah pertanyaan, yang diikuti “karena setelah enam bulan berturut-turut, salah urus yang mematikan itu semakin meningkat.”
Biden melanjutkan: "Bapak Presiden, ketidaktahuan Anda bukanlah kebajikan atau tanda kekuatan Anda. Itu meremehkan respons kami terhadap krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya,"tambahnya.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yandri Daniel Damaledo