tirto.id - Investor melepas aset-aset yang berisiko merespons kejutan dari kemenangan sementara Donald Trump. Emas menjadi buruan, sehingga naik ke titik tertingginya setelah Brexit.
Seperti dikutip dari Bloomberg, harga emas melonjak di atas 1.300 dolar per ounce. Harga emas melonjak 3,7 persen menjadi 1.323,17 dolar per ounce pada perdagangan intraday di London. Harga emas kemudian diperdagangkan di 1.318,34 dolar per ounce pada perdagangan pukul 11.54 di Singapura.
Pasar surat berharga ikut melejit merespons hasil sementara Pilpres AS. Namun, indeks berjangka Dow Jones sempat anjlok hingga 750 poin. Pasar masih berharap Hillary Clinton bisa memenangkan pilpres kali ini.
Keith Parker, global equity strategist di Barclays sudah mempelajari apa yang akan terjadi jika Trump menang. Ia memperkirakan S&P 500 awalnya akan bergerak di kisaran 2000 jika Trump menang. Pada perdagangan Selasa, S&P ditutup naik ke level 2.139 karena pasar berspekulasi Hillary akan menang.
“Pasar akan sangat bergejolak. Pasar saham akan mengambil petunjuk dari indikator kepercayaan – apa yang dikatakan Trump, apa yang dilakukan pemimpin GOP,” ujarnya, seperti dilansir dari CNBC.
Sementara itu, mata uang Meksiko, peso anjlok tajam ke titik terendahnya atas dolar AS, setelah Donald Trump memenangkan Ohio dan memimpin electroal count. Peso anjlok hingga lebih dari 10 persen atas dolar AS.
“Pasar uang terkejut dan terpana. Kita melihat kilas balik yang menyakitkan dari Brexit – tidak ada yang benar-benar yakin di mana titik dasarnya pada saat ini, jadi sebagian besar partisipan dalam posisi ‘jual dulu, bertanya kemudian’,” ujar Karl Schamotta, direktur riset dan strategis valas Cambridge Global Payment, seperti dilansir dari CNBC.
Peso sempat mencapai titik terendahnya atas dolar di 20,33 sebelum akhirnya ditutup di level 18,297 pada akhir perdagangan Selasa.
“Demokrat kehilangan beberapa negara bagian yang seharusnya solid,” ujar Andres Jaime, analis dari Barclays. Ia merujuk pada Michigan dan Wisconsin.
Peso merupakan mata uang yang paling dipantau berkaitan dengan pemilihan presiden AS ini. Dalam tiga bulan terakhir, peso sudah bergerak liar mengikuti tren naik turunnya hasil jajak pendapat atas Trump.
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti