tirto.id - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menolak adanya dialog dengan TNI-Polri untuk menyelesaikan konflik di Papua.
“Itu menjaring angin, artinya hampa,” kata Sebby kepada reporter Tirto, Jumat (26/11/2021).
Sebby mengatakan kekerasan oleh aparat keamanan Indonesia terhadap orang Papua tak dapat diterima. Ia mengklaim TPNPB-OPM terus mebela hak-hak warga Papua dari teror dan intimidasi aparat.
Sebby mengaku pernah berkuliah di Yogyakarta medio 1990-an. Ia bilang aparat keamanan di daerah itu tergolong mengayomi. Saat ada masalah, pihak yang bertikai diajak ke markas untuk menyelesaikan perkara secara kekeluargaan dan hukum.
“Tapi di Papua tidak, ada pukulan jalan dahulu, siksa, lalu naik (dibawa ke ranah) pengadilan. Penangkapan sewenang-wenang, pembunuhan di luar prosedur (hukum). Ini tidak diindahkan oleh TNI dan Polri di Papua,” ucap dia.
Menurut Sebby, TPNPB-OPM hanya mau berunding dengan level menteri di bawah Presiden Joko Widodo.
“Jadi tidak ada perundingan dan dialog dengan TNI dan Polri. Yang bisa selesaikan masalah adalah hak politik (yakni) kemerdekaan bangsa Papua,” sambung Sebby.
Dalam waktu dekat, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan mengunjungi Papua. Ia berencana mengumumkan pendekatan baru dalam penanganan konflik di Bumi Cendrawasih tersebut.
Hal itu Andika sampaikan usai bertemu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Andika dan Sigit menjadikan penanganan keamanan di Papua sebagai pembahasan utama.
Terkait penanganan konflik di Papua, Presiden Joko Widodo pada September 2019 pernah menyatakan siap berdialog dengan kelompok pro kemerdekaan Papua seperti United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan TPNPB-OPM. Akan tetapi, dialog tersebut hingga kini belum terlaksana.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Gilang Ramadhan