Menuju konten utama

Tour de Flores 2017 Jadi Alat Efektif Promosi Wisata NTT

Kementerian Pariwisata meyakini ajang Tour de Flores 2017 menjadi alat efektif untuk promosi potensi wisata di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Tour de Flores 2017 Jadi Alat Efektif Promosi Wisata NTT
Sejumlah pebalap melintasi tikungan dan tanjakan pada Etape 2 Balap Sepeda Tour de Flores (TDF) 2017 di Kabupaten Sikka, NTT, Sabtu (15/7/2017). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

tirto.id - Tour de Flores 2017, lomba balap sepeda internasional tahunan, yang kini terselenggara untuk kedua kalinya, diyakini menjadi sarana efektif bagi promosi potensi wisata di Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyelenggaraan Tour de Flores memang mengusung slogan yang berkaitan erat dengan promosi wisata, yakni “Explore the Wonderful Land”.

Kepala Bidang Promosi Wisata Buatan, Kementerian Pariwisata, Putu Gayatri mengaku optimistis penyelenggaraan Tour de Flores 2017 akan membuat potensi wisata di sejumlah kabupaten di Pulau Flores, NTT akan semakin populer di dunia.

"Setidaknya pada tahun-tahun mendatang sudah dapat kita lihat hasilnya, berupa peningkatan jumlah kunjungan wisatawan," kata Gayatri di Ende, NTT pada Minggu (16/7/2017) seperti dikutip Antara. Gayatri menyatakan hal ini saat meninjau pelaksanaan Tour de Flores 2017.

Tour de Flores II berlangsung pada 10 – 21 Juli 2017. Lomba balap sepeda ini menempuh jarak sepanjang 721.5 km dan terbagi atas enam etape. Perlintasannya berawal dari Larantuka di Flores Timur sampai dengan Labuan Bajo di Manggarai Barat.

Menurut Gayatri, lomba ini memang tidak terlalu banyak mendatangkan warga asing di saat kegiatannya berlangsung. Namun, lomba ini bisa membuat publik dunia makin mengenal Flores.

"Berbeda dengan lomba lari marathon yang bisa mendatangkan ribuan orang pada saat pelaksanaan, pada event balap sepeda mungkin yang datang hanya 200-an orang, namun event ini bisa untuk promosi yang efektif melalui media," kata Gayatri.

Gayatri memuji panitia Tour de Flores 2017 yang selama ini gencar memasukkan agenda promosi wisata saat mempopulerkan lomba tersebut. Misalnya, dengan menggelar lomba swafoto (selfi) di instagram terkait lomba itu di pulau Flores.

Dia berharap Pemprov NTT dan pemkab-pemkab di Pulau Flores segera mengimbangi upaya promosi tersebut dengan memperbaiki berbagai kekurangan sarana pendukung sektor pariwisata di sana.

"Terutama dalam akomodasi dan transportasi ke tempat-tempat tujuan, serta juga harus meningkatkan kualitas SDM sektor pariwisata," kata Gayatri.

Dia mencatat, di Pulau Flores, sektor pariwisata yang sudah tergarap lumayan baru Ende dan Labuhan Bajo. Padahal banyak objek wisata potensial lainnya di Pulau Flores yang belum banyak digarap.

Situs resmi lomba balap sepeda ini, www.tourdeflores.org, melengkapi informasi di lamannya dengan memaparkan sejumlah tempat wisata potensial di Pulau Flores. Tempat-tempat itu berada tak jauh dari perlintasan balapan.

Misalnya, untuk wisata pantai, ada Tanah Kreket, Oa, Meko, Ina Barak, Kojogete, Tanjung, Paga, Wolotopo hingga Pantai Panggajawa. Selain itu, wisata alam di Gua Maria Lewoleba, Pulau Pangabatan, Sumber Mata Air Panas Sabu Tobo, Sumber Mata Air Panas Adum, Sumber Mata Air Panas Lebalimut dan Bukit Maria Nilo.

Sementara untuk potensi wisata budaya, ada Gereja Antik Peninggalan Portugis, Regalia Peninggalan Raja-Raja Sikka, Kerajinan Tenun Ikat, Situs Rumah Pengasingan Bung Karno dan Situs peninggalan perang dunia II.

Baca juga artikel terkait TOUR DE FLORES atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom