tirto.id - TNI menyatakan KRI Nanggala-402 masih layak bertugas meski usianya sudah tak lagi muda. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut kapal tersebut memiliki sertifikat layak untuk bertugas meski sudah bertugas di Indonesia sejak 1981.
"Untuk kelaikan juga sertifikat kelaikan juga masih tanggal 25 Maret tahun 2022. Jadi masih laik atau layak untuk melaksanakan kegiatan operasi," kata Hadi dalam konferensi pers di Bali, Kamis (22/4/2021).
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudho Margono juga mengatakan kapal selam tersebut berfungsi baik dari sisi personel hingga materil. Ia bahkan menyebut ada surat pernyataan dari internal Angkatan Laut bahwa kapal masih bisa berjalan dengan baik.
"Jadi kapal selam Nanggala ini dalam keadaan siap baik personel maupun material, perosnel pun lengkap dan material pun sudah mendapat surat kelayakan dari Dislaik Matra TNI AL," kata Yudho di lokasi yang sama.
Kapal selam Nanggala sendiri dikirimkan ke Bali dalam rangka ikut kegiatan latihan penembakan rudal 802 dan torpedo kepala perang dengan sasaran eks KRI yang sudah tak terpakai.
KRI Nanggala diberangkatkan sesuai prosedur sekitar 03.00 WITA dini hari untuk persiapan penembakan torpedo dikawal sea rider.
Pada pukul 03.30 WITa, KRI Nanggala masih dimontior sea rider dengan melihat dari periscope. Namun KRI Nanggala tidak merespon pada pukul 03.46 WITa saat kapal hendak menembak torpedo. Kapal pun tidak kembali timbul pada pukul 05.15 WITa sesuai skenario apabila kapal Nanggala tidak bisa berkomunikasi.
Yudho lantas menuturkan, sejak diterima Indonesia pada 1981, kapal selam buatan HDW Jerman pada tahun 1977 itu punya rekam jejak menembak torpedo ke kapal latihan sebanyak 15 kali dan kapal perang sebanyak dua kali. Penembakan pun selalu sukses. Oleh karena itu, kapal ini kembali dilibatkan dalam latihan perang.
"Jadi KRI Nanggala ini dalam kondisi siap tempur sehingga kita kirim, libatkan untuk latihan penembakan torpedo kepala latihan maupun kepala perang," kata Yudho.
Kapal selam itu membawa 53 awak, terdiri dari 49 ABK, satu komandan kapal, dan tiga orang artileri senjata angkatan laut atau arsenal.
TNI telah mengetahui titik koordinat keberadaan kapal tersebut. Kapal selam diduga berada di palung laut sedalam 700 meter.
Sejumlah armada dikerahkan mencari KRI Naggala-402. Di antaranya, KRI Rigel-933, KRI REM-331, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Dipenogoro-365, KRI DR Soeharso, dan Helikopter Panther.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto