tirto.id - Pernyataan ‘propaganda Rusia’ yang dilontarkan Presiden Joko Widodo memantik polemik. Kedutaan besar Rusia membantah bahwa negaranya campur tangan dalam Pilpres di Indonesia.
Menurut Abdul Kadir karding selaku Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, pernyataan dari Jokowi tersebut tidak bermasud menyinggung Rusia sebagai negara, melainkan konsultan dari Negeri Beruang Madu.
"Yang dimaksud itu bukan Rusia sebagai negara, pemerintah, bangsa, tapi orang Rusia yang menjadi konsultan politik kelompok tertentu. Rusia adalah sahabat Indonesia," ujar Karding kepada wartawan pada Senin (4/1/2019).
Karding menambahkan, hal yang paling dikhawatirkan Jokowi adalah para konsultan asal Rusia itu mengembangkan strategi politik seperti menebar ketakutan, membangun pesimisme memproduksi hoaks sebanyak-banyaknya, dan berupaya menjungkirbalikkan semua data dan fakta yang ada.
Menurutnya hal tersebut akan berpengaruh kepada masyarakat, terutama dalam memilih Capres-Cawapres pada Pemilu 2019 nanti. "Pada akhirnya orang akan memilih apa yang ada di depan mata dan dirasakan saat itu. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu data lagi, prestasi tidak berguna," ucap politikus PKB ini.
Selain itu kata Abdul, pengaruh yang sangat berbahaya adalah masyarakat Indonesia menjadi terbiasa dengan narasi bohong dan sandiwara.
"Saya kira Indonesia adalah orang-orang yang memiliki karakter keadaban sopan-santun dan kejujuran tinggi. Jadi kultur ini jangan dirusak," tegasnya.
Abdul mengatakan, selama ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir apabila beberapa kejadian di negara lain seperti menebar ketakutan dan hoaks bisa terjadi di Indonesia.
"Di mana politik yang dibangun itu adalah politik dengan strategi yang kita sebut dengan firehouse of falsehood atau teori politiknya itu post truth," kata Abdul.
Istilah ‘propaganda Rusia’ muncul saat calon Presiden petahana Joko Widodo berbicara di hadapan relawan Sedulur Kayu dan Mebel di Aula De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019).
Setelah pernyataan itu dikutip sejumlah media di Indonesia, Kedubes Rusia angkat bicara melalui akun Twitter resmi mereka pada Minggu malam. Rusia menyatakan tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri Indonesia dan proses elektoral di negara-negara lain.
Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami.
— Russian Embassy, IDN (@RusEmbJakarta) February 4, 2019