tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengomentari persoalan hubungan internasional terkait capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang pernah ditolak masuk ke suatu negara.
Ketua Umum Partai Gerindra tersebut pernah ditolak masuk ke Amerika Serikat (AS) saat hendak menghadiri wisuda anaknya.
Juru Bicara TKN Arya Sinulingga menilai bukan tidak mungkin bahwa ada negara lain yang juga menolak Prabowo.
Arya menilai negosiasi bilateral akan sulit terjalin jika kepala suatu negara tidak bisa memasuki wilayah negara lain.
"Pasti menyedihkan kalau pemimpin negara kita tidak diterima beberapa negara ya. Sayang banget. Gimana melakukan sebuah negosiasi internasional kalau di negara tertentu dia ditolak," kata Arya kepada reporter Tirto, Jumat (29/3/2019).
Masalahnya, ketokohan pemimpin suatu negara bisa mempengaruhi kebijakan negara lain.
Venezuela, misalnya, menolak bantuan dari negara Amerika Serikat (AS) hanya karena tak mau membina hubungan dengan Presiden AS Donald Trump.
Masalah ini tak bisa dianggap sepele. Pokok perkaranya, kebijakan luar negeri dan kerja sama Indonesia bisa terpengaruh gara-gara Prabowo, apabila dia menjadi presiden.
"Masalah ini pasti melekat pada Prabowo apabila terpilih nanti, makanya harus diselesaikan," kata peneliti dari Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia Adriana Elizabeth kepada Tirto.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri