Menuju konten utama

TKN Jokowi Sebut Waketum Gerindra Contoh Politikus Sontoloyo

"Bagi kami ini bagian dari politisi sontoloyo yang dari bangun tidur sampai tidur lagi memproduksi hoaks lagi, memproduksi yang memecah belah"

TKN Jokowi Sebut Waketum Gerindra Contoh Politikus Sontoloyo
Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono. tirto.id/Lalu Rahardian

tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Ferry Juliantono sebagai salah satu politikus sontoloyo.

Wakil Sekretaris TKN Raja Juli Antoni berkata, Ferry layak disebut politikus sontoloyo karena pernyataannya. Ferry sempat menyebut adanya aliran dana suap terkait kasus perizinan proyek Meikarta di Kabupaten Bekasi yang mengalir ke tim kampanye Jokowi-Ma'ruf.

"Pernyataan Bung Ferry Juliantono bagian dari tim kampanye Prabowo-Sandi yang mengatakan ada aliran dana Meikarta ke TKN Jokowi-Ma'ruf, bagi kami ini bagian dari politisi sontoloyo yang dari bangun tidur sampai tidur lagi memproduksi hoaks lagi, memproduksi yang memecah belah," kata Antoni.

Sekjen PSI itu juga menyebut kriteria politikus sontoloyo yang dimaksud Jokowi saat berpidato Selasa (23/10/2018) kemarin. Menurutnya, politisi yang dimaksud adalah mereka para pemanipulasi data.

"Ini yang saya kira sindiran dari Pak Jokowi, sekali lagi tertuju kepada siapapun tetapi kepada orang-orang yang saya kira memenuhi kriteria yang tadi saya sampaikan," katanya.

Jokowi sebelumnya berkata, ada politikus yang baik dan sontoloyo di Indonesia. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sontoloyo memiliki arti "konyol, tidak beres, bodoh."

"Banyak politikus yang baik dan banyak juga politikus yang sontoloyo, saya ngomong apa adanya aja. Kita saring mana yang benar, mana yang tidak benar. Masyarakat sudah pintar berpolitik," kata Jokowi saat memberikan sertifikat tanah kepada warga Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018) sore.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yantina Debora