tirto.id - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin disebut sudah menanggapi kasus dugaan pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, Jawa Barat, Senin (22/10/2018).
Tanggapan diberikan Ma'ruf usai mengunjungi Pondok Pesantren Al Muayyad di Solo, Jawa Tengah, Rabu (24/10/2018). Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu berpesan agar tidak ada kegaduhan usai peristiwa pembakaran bendera di Garut.
"KH Ma'ruf sudah menyampaikan untuk menanggapi kejadian di Garut dengan tenang dan tidak membuat kegaduhan," kata Kepala Sekretariat Posko Pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Garda Maharsi kepada Tirto, Rabu (24/10/2018).
Pembakaran bendera yang memuat kalimat tauhid itu dilakukan saat Perayaan Hari Santri Nasional di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kejadian itu terjadi tak lama setelah acara dimulai yakni pukul 09.30 WIB.
Acara kemudian tetap berjalan dan selesai pada pukul 14.30 WIB. Video kejadian pembakaran itu lantas viral. Polres Garut yang mengetahui kejadian tersebut segera bertindak. Sejauh ini, sudah ada tiga orang yang ditangkap.
Ketiga orang yang ditangkap sudah meminta maaf. Mereka juga mengaku bahwa perbuatannya tak terkait dengan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama.
Garda menyebut, kasus pembakaran bendera di Garut tak akan menggerus ketokohan Ma'ruf selaku eks Rais Aam PBNU. Menurutnya, Ma'ruf memiliki cara sendiri untuk mengatasi masalah ini dengan bijaksana.
"Justru dengan berhati-hati di awal ini berkomentar, dan mengusahakan banyak jalan tanpa diketahui publik untuk terus menjaga integrasi bangsa. Saya sih melihat positif-positif saja. Kiai Ma'ruf mungkin sedang menyikapi persoalan ini dengan cara beliau," katanya.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Maya Saputri