Menuju konten utama

TKN Jokowi Akui Relawan Berada di Balik Dukungan Alumni Kampus

TKN Jokowi-Ma'ruf mengklaim dukungan alumni kampus berasal dari relawan dengan dana sendiri dengan semangat melawan kampanye politik hoaks.

TKN Jokowi Akui Relawan Berada di Balik Dukungan Alumni Kampus
Istri Calon Presiden petahana Joko Widodo, Iriana Joko Widodo (kiri) berswafoto saat menghadiri Deklarasi Dukungan Koalisi Alumni Diponegoro di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Berbagai deklarasi dukungan kepada paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin oleh alumni sejumlah kampus diakui bagian dari gerakan relawan.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menyatakan, deklarasi alumni merupakan inisiatif relawan.

Ace menegaskan bahwa TKN sama sekali tidak meminta deklarasi dukungan dari para alumni tersebut.

"Ini juga tanda hadirnya voluntarisme, semangat kerelawanan. Mereka merancang acara sendiri, dengan sumber pembiayaan sendiri, dengan tenaga relawan. Yang hadir juga bersemangat voluntarisme karena mereka ingin mendukung orang baik tetap menjadi presiden," kata Ace melalui keterangan tertulisnya kepada Tirto, Senin (11/2/2019).

Dukungan alumni kampus kepada Jokowi-Ma'ruf di antaranya berasal dari alumni Universitas Indonesia, alumni Universitas Diponegoro dan alumni Universitas Trisakti.

Menurut Ace, alumni-alumni kampus ini mulai bangkit dan mengambil posisi. Tindakannya dilatari oleh banyaknya hoaks yang tersebar pada tahun politik ini. Ace mengklaim mereka tak sepakat dengan cara berpolitik dengan menebar hoaks.

"Para alumni ini adalah kelompok kritis yang tidak mudah untuk dirayu dengan sandiwara dan juga tidak takut dengan model propaganda ala firehouse of falsehood. Mereka bergerak melawan propaganda seperti itu. Mereka jelas tahu mana fakta dan mana fiksi," ujar dia.

Dosen sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robert menilai, dukungan para alumni kampus bukanlah hal baru di dunia politik. Menurut dia, ada hubungan kuat antara penguasa atau politikus dengan akademis.

"Namun, buruknya, di Indonesia kampus hanya sebagai alat justifikasi kekuatan politik. Dulu Soekarno bikin kongres Pancasila kedua di UGM. Rezim Soeharto yang teknokratis juga dibangun dengan legitimasi dunia kampus," kata dia saat dihubungi Tirto.

Baca juga artikel terkait DUKUNGAN PILPRES atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali