tirto.id - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Raja Juli Antoni menyambut baik pertemuan dua mantan petinggi TNI Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono yang kemungkinan dilaksanakan hari ini. Namun, Toni berharap keduanya akan saling mengingat soal perseteruan lama yang sempat terjadi antara kedua partai naungan mereka.
Saat belum memutuskan merapat ke kubu Prabowo-Sandiaga, Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief sempat menyebut Prabowo Subianto sebagai Jenderal Kardus. Oleh sebab itu, Toni menilai ini kesempatan baik agar publik makin mengingat perseteruan antar keduanya.
“Ini menyegarkan kembali memori masyarakat mengenai sebutan Partai Demokrat kepada Pak Prabowo sebagai Jenderal Kardus,” kata Toni pada Tirto, Jumat (21/12/2018).
Selain itu, pertemuan ini diharapkan bisa mengingatkan publik tentang ketidaktegasan Partai Demokrat. Sejauh ini, menurut Toni, Partai Demokrat masih memainkan politik dua kaki di mana kadernya dibebaskan untuk memilih dan mendukung Joko Widodo dibandingkan Prabowo.
“Pertemuan ini baik untuk menyegarkan kembali ingatan rakyat mengenai Jenderal Kardus dan Politik Dua Kaki,” ucap Toni lagi.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dijadwalkan akan bertandang ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Mega Kuningan, Jakarta, sekitar pukul 15.00 WIB.
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, berbagai persoalan akan dibahas oleh kedua tokoh tersebut.
"Dua jenderal bertemu, beliau akan bicara tentang strategi kampanye dan tentang masalah kebangsaan, kekinian, juga evaluasi kampanye selama ini," ujar Dahnil di Posko BPN Prabowo-Sandi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
Dahnil menepis isu bahwa pertemuan besok dilakukan karena kurangnya Partai Demokrat melakukan kampanye untuk pemenangan Prabowo-Sandi. Dahnil melihat bahwa semua elemen Partai Demokrat telah bergerak mengampanyekan Prabowo-Sandi.
"Pak SBY dan Demokrat pasti tahu kapan harus terjun, kapan harus menahan diri," pungkas Dahnil.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno