tirto.id - Tjahjo Kumolo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) meninggal dunia di RS Abdi Waluyo, Jakarta, hari ini, Jumat (1/7/2022).
Menteri Tjahjo meninggal karena karena mengalami komplikasi penyakit dan telah dirawat secara intensif di rumah sakit selama seminggu lebih.
"Awalnya kecapean, letih. Pekerjaan yang berat, kemudian setelah jatuh sakit komplikasi, ada paru-paru, diabetes, asam urat. Orang sakit kan komplikasinya berarti multiorgan ya," kata Politikus PDIP Hendrawan Supratikno, Jumat (1/7/2022).
Jenazah Tjahjo Kumolo dimakamkan secara militer di TMP Kalibata, Jakarta Selatan pada sore tadi dan sebelumnya sempat disemayamkan di Gedung Kemenpan RB, serta upacara pelepasan jenazahnya dipimpin oleh Menkopolhukam Mahfud MD.
Penyebab Tjahjo Kumolo Meninggal
Penyebab meninggalnya Menpan Tjahjo Kumolo disebutkan karena komplikasi penyakit, dan ada infeksi yang menyebar sampai ke paru-parunya, demikian seperti diwartakan Antara, Senin (27/6/2022).
Dikutip Healthline, infeksi paru-paru dapat disebabkan oleh virus, bakteri, dan terkadang bahkan jamur.
Salah satu jenis infeksi paru-paru yang paling umum disebut pneumonia. Pneumonia, yang mempengaruhi kantung udara kecil di paru-paru, paling sering disebabkan oleh bakteri menular, tetapi juga bisa disebabkan oleh virus.
Seseorang menjadi terinfeksi paru dengan menghirup bakteri atau virus setelah orang yang terinfeksi di dekatnya bersin atau batuk.
Bagaimana Infeksi Paru Bisa terjadi?
Ketika tabung bronkial besar yang membawa udara ke dan dari paru-paru terinfeksi, ini disebut sebagai bronkitis. Bronkitis lebih mungkin disebabkan oleh virus daripada bakteri.
Virus juga dapat menyerang paru-paru atau saluran udara yang menuju ke paru-paru dan disebut bronkiolitis. Bronkiolitis virus paling sering terjadi pada bayi.
Infeksi paru-paru seperti pneumonia biasanya ringan, tetapi bisa menjadi serius, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau kondisi kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Gejala Infeksi Paru
Gejala infeksi paru-paru bervariasi dari ringan hingga berat. Ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia dan kesehatan seseorang secara keseluruhan, dan apakah infeksi tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
Gejalanya mungkin mirip dengan pilek atau flu, tetapi infeksi paru cenderung bertahan lebih lama, berikut adalah gejala paling umum yang sering terjadi jika mengalami infeksi paru seperti dilansir VeryWell Health:
- Batuk: Batuk kering atau basah (produktif menghasilkan lendir) dan mungkin ringan atau berat.
- Produksi lendir: Lendir mungkin jernih, kuning, hijau, coklat, atau berwarna karat dan mungkin tidak berbau atau berbau busuk.
- Mengi: Mengi paling sering terjadi dengan ekspirasi (hembusan napas), tetapi dapat terjadi dengan ekspirasi dan inspirasi dalam beberapa kasus. Suara yang berbeda, biasanya bernada lebih tinggi daripada mengi dan terjadi terutama dengan inspirasi. Stridor umumnya terlihat dengan infeksi di saluran udara di atas paru-paru, seperti tenggorokan (trakea) dengan epiglotitis.
- Demam: Suhu tubuh rendah, tinggi, atau sangat tinggi.
- Menggigil atau kaku (menggigil parah dapat disebut sebagai menggigil kedinginan): Ini dapat terjadi saat demam naik, dan terkadang berkeringat (keringat basah kuyup) dapat terjadi saat demam turun.
- Gejala saluran pernapasan atas: Hidung tersumbat, sakit tenggorokan, suara serak, radang tenggorokan, dan sakit kepala umumnya terjadi, terutama dengan infeksi virus.
Sementara untuk kasus yang lebih parah, infeksi paru-paru dapat menyebabkan gejala seperti:
- Batuk berdarah (hemoptisis)
- Terlihat tidak sehat
- Sesak napas (dispnea) atau sesak napas
- Laju pernapasan cepat (takipnea): Laju pernapasan normal berbeda berdasarkan usia
- Nyeri dada, yang bisa terasa sakit atau tajam saat menarik napas dalam-dalam (nyeri dada pleuritik)
- Sianosis (warna kebiruan pada bibir, jari tangan, dan kaki)
- Suara berderak atau berderak saat bernafas
- Kebingungan atau jatuh (pada orang tua)
- Kelesuan (pada bayi)
- Perubahan pada jari tangan (dan terkadang jari kaki) sehingga terlihat seperti sendok terbalik (clubbing)
Editor: Iswara N Raditya