Menuju konten utama
Ramadhan 2022

Tips Puasa Aman bagi Penderita Diabetes saat Ramadhan

Tips puasa aman bagi penderita diabetes dan jenis makanan yang disarankan.

Tips Puasa Aman bagi Penderita Diabetes saat Ramadhan
Ilustrasi Diabetes. FOTO/Istock

tirto.id - Berpuasa di bulan Ramadan adalah kewajiban yang harus dijalankan semua umat muslim di dunia, seperti yang terdapat dalam Rukun Islam ke-3.

Akan tetapi ada beberapa kondisi yang dapat menggugurkan kewajiban puasa tersebut yakni apabila seseorang sedang sakit atau sedang melakukan perjalanan jauh (musafir) juga sedang hamil.

Dalil untuk orang yang sakit atau musafir sehingga diperbolehkan tidak puasa wajib di bulan Ramadan ada pada surah Al-Baqarah ayat 184:

"...Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin..."

Muslim yang sedang memiliki penyakit tertentu serta jika berpuasa dapat menimbulkan bahaya untuk jiwa atau nyawanya, dapat mengganti utang puasa Ramadannya di kesempatan lain saat kesehatan tubuhnya sudah pulih.

Salah satu jenis penyakit yang cukup berisiko bagi penderitanya apabila melakukan ibadah puasa adalah diabetes.

Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan bagi diabetesi untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Diabetesi yang ingin berpuasa harus menjaga kadar gula darahnya di zona aman, tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi, Healthxchange melansir.

Ini sangat mungkin dilakukan dengan sejumlah tips sehat yang banyak diberikan oleh para pakar kesehatan.

Selain itu, pastikan diabetesi tidak punya penyakit komorbid lain yang berbahaya seperti jantung atau ginjal.

Dengan melakukan pemeriksaan gula darah rutin, maka penderita diabetes bisa berpuasa dengan aman dan tetap sehat.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui oleh penderita diabetes yang ingin menjalankan ibadah puasa Ramadan:

Apa yang Terjadi Pada Tubuh Saat Berpuasa?

Umumnya puasa mulai memengaruhi tubuh delapan jam setelah makan terakhir. Tubuh akan menggunakan energi yang tersimpan melalui glukosa dan lemak.

Saat diebetesi menjalani pengobatan insulin, maka lebih banyak glukosa yang digunakan daripada biasanya sehingga memicu resiko hipoglikemia (kadar gula darah sangat rendah).

Namun bisa juga penderita diabetes mengalami hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) saat tubuh mulai memproduksi glukosa dari hati (liver).

Apakah Penderita Diabetes Aman Berpuasa?

Selama kadar gula darah dalam jumlah yang normal, maka berpuasa aman-aman saja untuk penderita diabetes.

Lebih baik lagi konsultasi dengan dokter Anda untuk merevisi dosis dan waktu pemberian insulin, jika itu dibutuhkan.

Karena waktu makan berubah saat bulan puasa, maka pemberian insulin juga akan berubah jadwalnya.

Dokter banyak menyarankan insulin diberikan saat berbuka puasa terutama saat mengonsumsi hidangan utama.

Berbuka dengan hidangan ringan seperti kurma dan air, lalu istirahat sejenak untuk sholat dan melanjutkan makan hidangan utama. Insulin biasanya diberikan saat makanan utama disantap.

Perlu Diperhatikan Bagi Diabetesi yang Berpuasa:

  • Bawalah kurma, makanan manis, jus atau makanan yang dapat meningkatkan kadar glukosa jika sedang mengalami hipoglikemia secara mendadak dan harus berbuka puasa.
  • Bawalah pengobatan glukosa jika melakukan perjalanan saat puasa, serta air minum untuk mencegah dehidrasi. Lebih baik mengakhiri puasa dari pada pingsan akibat dehidrasi dan hipoglikemia.
  • Periksa kadar gula darah secara rutin dengan alat yang tidak membatalkan puasa Anda.
  • Jangan hentikan pengobatan insulin Anda, namun ganti jadwal dan dosis pemberiannya sesuai saran dokter.
Kapan Waktu Makan yang Tepat ?

Waktu sahur dan berbuka adalah saatnya mengonsumsi hidangan utama saat Ramadan.

Namun untuk diabetesi, setidaknya makan 3 kali sehari lebih disarankan.

Merujuk laman Cleveland Clinic Abu Dhabi, ahli gizi Cleveland Clinic Abu Dhabi, Azza Aljnebi mengatakan, makan sahur di akhir waktu lebih baik dari pada di awal waktu untuk mencegah hipoglikemia.

Selain makan saat berbuka, usahakan mengonsumsi beberapa jenis makanan ringan lain sebelum waktu tidur atau jelang tengah malam.

Makanan yang Disarankan:

1. Biji-bijian: misalnya chia sheet atau biskuit dari gandum utuh yang kaya serat dan membantu mengatur kadar gula darah.

2. Buah-buahan: konsumsi 2 porsi buah sepanjang hari atau kurma pada malam hari.

3. Sayuran: sebagian besar sayuran tidak berubah menjadi gula kecuali yang mengandung tepung seperti kentang, bit, kacang polong dan jagung. Konsumsi jenis sayurran ini sebagai alternatif makanan bertepung lainnya untuk menambah glukosa.

4. Susu dan semua produk olahannya kecuali keju.

5. Protein. Protein tidak menjadi gula tetapi sumber protein bertepung seperti kacang polong bisa menjadi glukosa.

6. Air. Tetap konsumsi air putih sekira 8 gelas per hari bagi penderita diabetes atau yang tidak, di saat malam hari.

Makanan yang Perlu Dikurangi:

1. Lemak dan makanan asin

2. Jus olahan

3. Kopi, teh dan minuman ringan mengandung soda.

Tanda-Tanda Diabetesi Harus Segera Membatalkan Puasa

Jika seorang penderita diabetes mengalami beberapa tanda-tanda atau gejala berikut ini, segeralah berbuka puasa dan mengganti puasa di hari lain:

  • Gula darah < 4.0 mmol/L selama puasa
  • Gula darah > 16 mmol/IL
  • Muncul gejala hipoglikemia yakni: gemetar (tremor), keringat dingin, palpitasi (jantung berdebar), kelaparan, pusing, bingung.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno