tirto.id - Donasi ke Palestina terus didengungkan berbagai pihak untuk membantu rakyat di Jalur Gaza yang mengalami penderitaan akibat bombardir dari pasukan Israel.
Setidaknya 10 ribu jiwa warga sipil meregang nyawa akibat konflik ini. Data gabungan dari Kementerian Kesehatan Gaza dan Pemerintah Israel yang dirilis Kantor Urusan Kemanusiaan PBB atau Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) menyebutkan, korban jiwa di Jalur Gaza mencapai 10.002 jiwa dan di Tepi Barat 147 orang. Ada pun korban tewas dari pihak Israel sekira 1.430 jiwa.
Saat ini banyak warga sipil Palestina, terutama di Jalur Gaza, yang tinggal di pengungsian. Mereka masih berada dalam ancaman serangan bom dari pesawat tempur Israel. Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza pun kini menjadi salah satu target serangan Israel berikutnya.
Rakyat Palestina di pengungsian memerlukan uluran bantuan kemanusiaan apa pun wujudnya. Masyarakat Indonesia dapat pula berperan serta dengan menyampaikan bantuannya melalui lembaga resmi yang menggalang donasi ke Palestina.
Tips Memilih Lembaga Donasi untuk Palestina
Pentingnya memilih lembaga donasi untuk Palestina yang tepat yaitu agar bantuan yang diserahkan benar-benar didistribusikan kepada yang berhak. Semenjak terjadinya konflik Israel - Palestina, banyak pihak yang menggalang donasi kemanusiaan. Hal ini dapat membingungkan masyarakat terkait pihak mana saja yang dapat dipercaya.
Masyarakat hingga instansi sebenarnya dapat mengenali ciri-ciri lembaga yang bonafid dalam penyaluran bantuan kemanusiaan. Lembaga tersebut bisa bentukan pemerintah atau pun lembaga swadaya masyarakat (LSM). Sebelum terjadinya krisis kemanusiaan belakangan ini, sudah banyak lembaga yang memiliki konsentrasi dalam membantu rakyat Palestina.
Lembaga seperti apa yang aman dan dapat dipercaya? Berikut tips memilihnya:
1. Pastikan lembaga memiliki legalitas
Legalitas diperlukan untuk memberikan kepastian hukum beroperasionalnya lembaga. Status hukum yang jelas pada lembaga kemanusiaan setidaknya memberikan jaminan bahwa dana yang dihimpun dari donatur berada di tangan yang tepat dalam penyalurannya.
Di samping itu, lembaga tersebut memiliki keterikatan untuk melakukan audit keuangan yang hasilnya dipublikasikan kepada khalayak.
2. Amati rekam jejak lembaga kemanusiaan
Lembaga kemanusiaan yang dapat dipercaya akan memberikan rekam jejak yang jelas. Mereka secara rutin menyampaikan laporan penerimaan dan penggunaan dana, serta menyampaikan bukti penyaluran melalui foto dan video. Lembaga tersebut juga perlu dipastikan tidak tersangkut masalah hukum, misalnya terjerat penyelewengan bantuan.
3. Transparansi dana
Lembaga penyalur bantuan kemanusiaan yang kredibel secara berkelanjutan menyampaikan laporan keuangan yang detail. Laporan keuangan lembaga yang baik memiliki hasil "opini wajar tanpa pengecualian", atau setidaknya "opini wajar dengan pengecualian" saat diaudit Kantor Akuntan Publik (KAP).
Jika ditemukan hasil audit dengan "opini tidak wajar", "opini tidak menyatakan pendapat", atau "opini penolakan" menunjukkan ada indikasi ketidakwajaran pada laporan keuangan lembaga tersebut.
4. Amati proporsi alokasi bantuan yang disalurkan dengan biaya untuk penyalurannya
Upaya penyaluran bantuan kemanusiaan sudah pasti menimbulkan sejumlah biaya untuk distribusinya. Bantuan kemanusiaan idealnya memiliki nilai lebih tinggi dari biaya yang harus dikeluarkan.
5. Bukti penyaluran jelas
Setiap lembaga kemanusiaan yang dapat dipercaya akan menyampaikan dokumentasi penyalauran bantuan. Dokumentasi tersebut dapat disampaikan melalui berbagai cara seperti foto, video, brosur, unggahan di sosial media, dan sebagainya. Hal ini bukan untuk pamer, melainkan menjadi bentuk pertanggungjawaban lembaga pada masyarakat termasuk donatur.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari