Menuju konten utama

Tips Membeli Rumah saat Suku Bunga Terus Naik

Mike menuturkan untuk Anda yang ingin membeli rumah terlebih dahulu mengecek kondisi keuangan.

Tips Membeli Rumah saat Suku Bunga Terus Naik
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan di Margadadi, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/hp.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen. Selain itu, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility 25 basis poin menjadi sebesar 5,0 persen persen dan suku bunga lending facility menjadi jadi 6,5 persen.

Kondisi tersebut semakin membuat para milenial kesulitan memiliki rumah. Lantas bagaimana cara milenial bisa membeli rumah saat suku bunga terus meroket?

Perencana Keuangan, Mike Rini menuturkan, membeli rumah merupakan dambaan semua kalangan milenial. Sebab, rumah atau tempat tinggal termasuk kedalam kategori kebutuhan primer.

Mike menuturkan untuk Anda yang ingin membeli rumah terlebih dahulu mengecek kondisi keuangan. Kemudian, jika dirasa keuangan dalam kondisi sehat atau stabil, disarankan untuk mempersiapkan dana dari pendapatan untuk mengambil skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

“Kondisi keuangan yang sehat itu perlu disiapkan entah itu sehat atau buruk. Jika memang keuangannya sehat, skema cicilan KPR bisa diambil dan pendapatan yang milenial punya harus tetap stabil selama masa pencicilan KPR,” tutur Mike ketika dihubungi Tirto.

Pengambilan KPR juga harus disertai dengan evaluasi dari pendapatan Anda. Sebab, skema KPR ini adalah sebuah kewajiban yang bersifat jangka panjang yang harus dilunasi. Sehingga, keuangan perlu dijaga untuk tetap stabil agar proses mencicil KPR tetap berjalan dengan konsisten.

Dia menjelaskan maksimal perangkat yang digunakan untuk memudahkan cicilan KPR yaitu dengan rasio cicilan utang atau rasio cicilan utang KPR. Mike menyarankan maksimal cicilan dari pendapatan Anda setidaknya sebanyak 30%, dan kurang lebih jumlah tersebut sama dengan biaya cicilan rumah yang akan dibayarkan nanti.

"Income atau pendapatan yang harus disisihkan oleh kaum milenial dalam mencicil KPR maksimal itu 30%. Jadi, tidak semua pendapatan dibayarkan untuk cicilan KPR. Kaum milenial yang sudah mempunyai penghasilan 30% tersebut, secara disiplin akan mampu mencicil KPR tersebut sampai lunas,” kata Mike.

Kemudian, Anda juga diwajibkan untuk melakukan observasi atau pengamatan untuk memilih properti rumah mana yang dipilih. Tentunya dengan biaya yang dibutuhkan mendekati dengan kemampuan dari rasio cicilan utang KPR.

Selanjutnya, Anda perlu mengoptimalkan cicilan KPR dan pemanfaatan promo cicilan KPR. Karena, dengan memanfaatkan hal tersebut, beban yang ditanggung dalam mencicil KPR akan semakin ringan.

“Pengoptimalan dan pemanfaatan promo cicilan KPR harus bisa digunakan oleh para kaum milenial. Karena, hal tersebut mampu memberikan keringanan bagi kaum milenial untuk mencicil KPR,” jelas Mike.

Selain itu, dalam mengantisipasi kenaikan suku bunga Mike menyarankan untuk mengambil produk layanan KPR yang bisa memastikan bahwa suku bunga tidak akan berubah atau tetap. Sebab, pada 2023 ini suku bunga yang terpantau cenderung naik terus dan akan memberatkan masyarakat khususnya para kaum milenial.

Mike menjelaskan, para ahli mengemukakan pada akhir 2022, mereka memprediksi bahwa suku bunga akan terus merangkak naik sampai akhir pertengahan 2023. Lalu, jika Anda mencoba membeli rumah saat ini maka cicilan yang harus dibayarkan juga akan ikut naik.

Maka dari itu, Anda harus mencari produk KPR mana yang bisa menjamin atau menggaransi bahwa suku bunga akan tetap atau tidak naik. Produk KPR yang menjamin tersebut telah ada di beberapa bank.

Dia menjelaskan terdapat dua jenis suku bunga bank. Pertama, suku bunga tetap. Kedua, suku bunga mengambang atau floating. Suku bunga mengambang mempunyai kecenderungan untuk mengikuti perkembangan suku bunga yang ditetapkan pemerintah, jika suku bunga naik, jenis suku bunga mengambang akan ikut naik.

Sedangkan, untuk suku bunga tetap biaya yang diperlukan cukup sedikit mahal di atas tingkat suku bunga yang ada sekarang. Setidaknya sampai akhir jangka waktu cicilan, Anda lebih diringankan dengan adanya cashflow yang mereka bayarkan.

Cicilan yang dibayarkan akan tetap, meski suku bunga secara terus menerus naik. Anda disarankan untuk mengambil skema KPR dengan produk suku bunga yang tetap.

Lalu, Anda selanjutnya diharuskan mencari KPR yang memberikan fasilitas tenor atau jangka panjang. Walaupun pada akhirnya total yang dibayarkan akan semakin mahal, tetapi balik lagi kepada kebutuhan Anda. Sebab kata Mike, yang diutamakan yaitu kemampuan cicilan bulanan dalam membayar KPR tersebut.

"Kalau KPR tenor semakin panjang efeknya adalah cicilan KPR yang dibayarkan akan semakin ringan," bebernya.

Baca juga artikel terkait KPR RUMAH atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin