Menuju konten utama

Tips Agar Anak Usia Dini Tidak Stres Menghadapi Pandemi COVID-19

Orang tua juga harus lebih kreatif dalam menjelaskan situasi ini dengan lebih bersahabat dan intonasi menyenangkan kepada anak.

Tips Agar Anak Usia Dini Tidak Stres Menghadapi Pandemi COVID-19
dunia anak balita foto/shutterstock

tirto.id - Pandemi COVID-19 telah banyak mengubah kebiasaan dan pola hidup kita sehari-hari. Mulai dari membatasi diri untuk keluar rumah, bekerja hingga belajar di rumah, harus selalu menggunakan masker sampai lebih sering mencuci tangan.

Tentu perubahan ini membuat sebagian besar orang merasa tidak nyaman, terutama anak usia dini.

Guna meminimalisir terjadinya stres pada anak usia dini, orang tua berperan penting dalam mengajarkan anak beradaptasi dengan lingkungannya selama wabah coronavirus yang sudah berlangsung tujuh bulan ini.

Psikolog Anak dan Keluarga Sani Budiantini Hermawan mengatakan anak-anak pasti stres dalam menghadapi situasi ini, seperti dilansir laman resmi Satuan Tugas Penanganan COVID-19.

Alasannya, menurut Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini, normalnya dunia anak-anak itu lebih banyak bermain dengan teman-teman sebayanya.

Sementara dalam situasi pandemi COVID-19, pemerintah meminta kita semua - termasuk anak-anak kita - untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan yang bertolak belakang dengan tahapan perkembangan anak-anak.

Sehingga menurutnya ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk meminimalisir agar anak tidak stres dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini.

Seperti terus memberikan semangat pada anak hingga menjaga komunikasi dengan teman sebayanya.

"Semangati anak-anak dengan tetap menjaga komunikasi dengan temannya melalui virtual, dengan tukaran foto, atau tegur sapa," ujar Sani Budiantini Hermawan dalam talkshow berjudul "COVID dalam Dongeng: Edukasi Pandemi Usia Dini" di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Graha BNPB Jakarta pada Sabtu (24/10/2020) pagi.

Sani menambahkan agar tahapan pengembangan anak tetap berjalan di dalam rumah maka orang tua perlu menjelaskan situasi wabah coronavirus ini sesuai dengan bahasa anak.

Penjelasan situasi pandemi COVID-19 ini menggunakan bahasa anak yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan ketakutan.

Menurutnya, orang tua juga harus lebih kreatif dalam menjelaskan situasi ini dengan lebih bersahabat dan intonasi menyenangkan.

Namun butuh ketenangan bagi orang tua untuk mensiasati situasi ini. Selain itu yakinkan pada anak bahwa situasi pandemi COVID-19 akan berakhir.

Sani menyebut tujuh bulan menjalani masa pandemi ini jumlah pasiennya meningkat. Terutama banyak orang tua yang stres.

Sani mengibaratkan penanganan orang tua pada anaknya di masa pandemi ini ibarat melakukan pertolongan pertama dalam pesawat.

"Yang pertama kali menggunakan oksigen itu ibunya dulu agar aman sebelum ke anaknya," ungkap Sani.

Pendongeng ternama asal Aceh, Agus Nur Amal - yang dikenal dengan nama PM Toh - mengatakan dongeng menjadi sarana efektif dalam memberikan pemahaman kepada anak.

Dalam setiap penampilannya, pendongeng lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini menggunakan barang-barang yang dekat dengan anak-anak seperti sepatu boot karet dan setrika plastik.

"Dengan menggunakan alat bantu barang yang dekat dengan anak-anak mereka akan senang dan pesan bisa sampai," ujar PM Toh via sambungan Zoom yang menampilkan dongeng berjudul “Hewan Terkecil” di sela-sela talkshow.

--------------------------------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH