Menuju konten utama
Ibadah Haji 2023

Timwas Haji Jelaskan Penyebab Jemaah Keluhkan soal Salat Arbain

Timwas Haji DPR mengungkapkan keluhan jemaah terkait salat arbain belum genap karena diminta segera pindah ke Makkah.

Timwas Haji Jelaskan Penyebab Jemaah Keluhkan soal Salat Arbain
Umat Islam antre saat ingin beribadah di area saf Raudhatun Jannah/Raudhah (Taman Surga) di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Senin (6/5/2019). ANTARA FOTO/Aji Styawan/foc.

tirto.id - Anggota Timwas Haji DPR Abdul Wachid menyampaikan, banyak menerima keluhan masalah salat arbain dari jemaah gelombang pertama atau yang ke Madinah lebih dulu sebelum puncak haji.

Banyak jemaah diminta segera pindah hotel ke Makkah, padahal salat arbain mereka belum genap 40 salat. Abdul menyatakan, hal ini ternyata disebabkan durasi sewa hotel haji tahun 2023 memang lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Jadi untuk salat arbain itu kan butuh delapan hari. Nah, biasanya Kemenag sewa hotel di Madinah 9 hari. Sebenarnya alasannya bagus, untuk antisipasi kalau ada hal-hal lain. Tapi dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) menganggap ini temuan, dianggap pemborosan, jadi tahun ini sewa hotelnya delapan hari,” kata Wachid di Madinah, Kamis (6/7/2023).

Penjelasan tersebut didapatkan Wachid dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah Kerja (PPIH Daker) Madinah.

Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan, sewa hotel sembilan hari sebenarnya dimaksudkan PPIH untuk antisipasi jika ada keterlambatan pesawat ataupun hal tak terduga lainnya. Namun, karena BPK menganggap sewa hotel lebih satu hari ini sebagai temuan, tahun ini sewa hotel di Madinah pas delapan hari.

“Oleh karena itu jemaah yang pesawatnya delayed, dan benar ada delayed maka ibadahnya menjadi enggak komplet. Yang nggak delayed ya pas-pas saja (ibadahnya),” ujar Wachid.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan dari Kementerian Agama (Kemenag) jemaah haji Indonesia gelombang pertama dan kedua memang diberi kesempatan untuk melakukan ibadah arbain atau salat wajib sebanyak 40 kali berturut-turut selama delapan atau sembilan hari di Masjid Nabawi Madinah.

Selain itu, Wachid juga mengingatkan soal keterlambatan bus jemputan pada prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) lalu. Ia berharap hal ini dapat diantisipasi dalam gelombang dua kedatangan jemaah haji.

”Perlu juga kembali diantisipasi moda angkutan darat (bus) yang digunakan jemaah haji Indonesia agar tidak lagi terulang terjebak kemacetan akibat kepadatan lalu lintas jalur Makkah ke Madinah,” imbuh Wachid.

Wachid berharap ke depan petugas haji bisa mengimbau jemaah agar lebih disiplin dan tepat waktu saat perpindahan dari Makkah ke Madinah. Karena ini mempengaruhi ketercukupan waktu bagi jemaah yang menginginkan bisa salat Arbain di Masjid Nabawi selama di Madinah.

Baca juga artikel terkait HAJI 2023 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Maya Saputri