tirto.id - Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Mabes Polri hingga hari ini sudah mengidentifikasi 248 jenazah korban tsunami di Selat Sunda.
“Ada 255 korban yang diserahkan ke tim DVI. 248 jenazah sudah diidentifikasi. Tujuh jenazah belum berhasil teridentifikasi,” ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di kantornya, Rabu (2/1/2019).
Menurut Dedi, tujuh jenazah tersebut terdiri atas empat pria dewasa, dua wanita dewasa dan satu anak di bawah usia 10 tahun. Dedi menambahkan sampai saat ini tim SAR gabungan masih berupaya untuk mencari korban hilang di darat, laut serta di beberapa pulau.
Jika ada anggota keluarga yang ingin mengetahui kondisi kerabatnya yang diduga menjadi korban, dapat mendatangi posko yang berada di sekitar lokasi terdampak tsunami.
“Masyarakat bisa melaporkan juga ke posko induk, nanti media center akan membantu mengonfirmasi ke posko yang ada. Posko akan memberikan data apakah korban tersebut meninggal dunia, luka atau hilang,” kata Dedi.
Tsunami di Selat Sunda terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. Tsunami yang diduga dipicu oleh longsoran sebagian tubuh Gunung Anak Krakatau tersebut melanda sejumlah pesisir di Provinsi Banten dan Lampung. Kawasan pesisiri di Kabupaten Pandeglang, Banten tercatat sebagai daerah yang paling parah terdampak tsunami.
Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 31 Desember 2018 atau H+9, koban tewas akibat tsunami di Selat Sunda tercatat mencapai 437 jiwa. Sebanyak 14.059 korban mengalami luka-luka dan 16 orang dinyatakan masih hilang. Tsunami ini mengakibatkan setidaknya - 2.752 rumah rusak dan 33.719 orang mengungsi. Karena pendataan masih berlangsung, jumlah data korban diperkirakan masih mungkin bertambah.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom