Menuju konten utama

Tiket Pesawat Mahal, Presiden Jokowi Salahkan Monopoli Avtur

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan penyebab tingginya tiket pesawat karena harga BBM avtur yang tinggi.

Tiket Pesawat Mahal, Presiden Jokowi Salahkan Monopoli Avtur
Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur ke dalam pesawat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/kye/18

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai mahalnya harga tiket pesawat disebabkan harga avtur yang tinggi. Ia menilai mahalnya harga avtur tidak lain disebabkan karena hanya ada pemain tunggal yakni Pertamina.

Menurutnya, jika PT Pertamina tidak dapat menekan harga avtur semurah di internasional, maka mau tidak mau pemerintah harus membuka masuknya pemain baru dalam bisnis avtur. Jokowi meyakini kalau tidak dimonopoli, pasti banyak yang antre untuk menjual avtur di bandara Indonesia.

"Saya terus terang juga kaget, dan malam hari ini juga saya baru tahu tadi dari Pak Chairul Tanjung mengenai avtur. Ternyata avtur yang dijual di Soekarno-Hatta itu dimonopoli oleh Pertamina sendiri,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada acara acara Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) seperti dikutip dalam setkab.go.id pada Selasa (12/2/2019).

Jokowi meyakini bila terdapat lebih dari satu pemain, maka kompetisi di pasar akan dengan sendirinya mampu menekan harga yang dibandrol di pasaran. Sebab kehadiran pelaku pasar lain dianggap dapat memaksa satu sama lain untuk mampu melakukan efisiensi guna menciptakan harga yang relatif lebih murah.

Hal ini menurut Jokowi merupakan solusi yang dapat ditempuh untuk mencegah berlarutnya dampak mahalnya harga avtur pada tiket pesawat.

"Kalau ini diteruskan ya nanti pengaruhnya ke apa? Ke harga tiket pesawat karena harga avtur itu menyangkut 40 persen dari cost yang ada di tiket pesawat," ucap Jokowi.

Sebelumnya, Direktur Bahan Bakar Minyak Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas (BPH Migas) Patuan Alfon membantah bahwa ada larangan bagi badan usaha lain untuk ikut menyalurkan avtur.

Menurutnya, pintu penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) avtur di luar Pertamina sudah lama terbuka yaitu sejak 2008, hanya saja ia mengklaim belum ada pelaku usaha avtur mengajukan izin niaga di komoditas itu.

Karena itu, ia mengatakan lembaganya tengah berusaha melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha. Harapannya dalam waktu dekat, sudah terdapat badan usaha yang tertarik dalam bisnis avtur di Indonesia.

"Sebenarnya boleh badan usaha lain (menjual avtur). Kenyataannya memang cuma Pertamina," ucap Patuan kepada wartawan usai acara Oil and Gas Forum 2019 di Menara 165 pada Rabu (30/1/2019) lalu.

Baca juga artikel terkait HARGA TIKET PESAWAT atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno