Menuju konten utama
Periksa Fakta

Tidak Ada Perumahan Elit Khusus Warga Tiongkok

Kawasan yang disebut sebagai kawasan perumahan elit untuk warga Tiongkok adalah destinasi wisata kuliner dan kebudayaan yang bertemakan pecinan.

Tidak Ada Perumahan Elit Khusus Warga Tiongkok
Header Periksa Fakta IFCN. tirto.id/Quita

tirto.id - Beredar di Facebook sebuah unggahan yang mengindikasikan adanya sebuah kawasan elit khusus untuk bagi warga Tiongkok di perbatasan Jakarta dan Bekasi. Dalam unggahan tersebut terdapat sebuah video singkat dan caption yang menyertainya.

Unggahan itu disebarkan oleh akun Facebook dengan nama "M Zahid Bimantara" pada 14 Oktober lalu. Video yang ada di dalamnya punya durasi 30 detik, menunjukkan seseorang mengendarai sepeda motor dan menunjukkan sederet bangunan dengan desain bernuansa oriental.

"Rakyat NKRI jangan tidur diam dan diam saja, ini fakta China sudah menjajah NKRI, salah satunya di kawasan perbatasan Bekasi ada komplek khusus rumah elit China. Tulisannya China penghuninya China semua, pribumi hanya satpamnya saja," bunyi keterangan yang menyertai video tersebut, dengan huruf kapital.

Unggahan serupa juga beredar dengan durasi video yang lebih panjang, sekitar dua menit dengan narasi yang juga serupa tetapi dengan informasi yang lebih banyak diberikan di sepanjang video.

Periksa Fakta Perumahan Elit Khusus Warga Cina

Periksa Fakta Tidak Ada Perumahan Elit Khusus Warga Cina. (Screenshot/Facebook/M Zahid Bimantara)

Kedua unggahan tersebut memang tidak menyebar secara luas. Namun, berpotensi menghidupkan dan memanaskan sentimen anti-Tiongkok yang memang kerap muncul dalam beberapa tahun terakhir.

Lalu bagaimana kebenaranya apakah benar ada kawasan elit yang khusus bagi warga Cina di daerah sekitar Jakarta?

Penelusuran Fakta

Pertama-tama Tim Riset Tirto coba menonton video yang ada di kedua unggahan tersebut untuk mengumpulkan informasi. Dari kedua video tersebut terdapat satu petunjuk yang sangat jelas yakni papan bertuliskan "Old Shanghai - Sedayu City" di sekitar detik 25 pada video berdurasi 30 detik.

Lebih lanjut, video dengan durasi yang lebih panjang menunjukkan wilayah sekitar dari kawasan. Menyertai video, sang pengambil gambar menambahkan narasi kalau ini adalah daerah elit yang dihuni sebagian besar oleh warga Tiongkok.

Dari petunjuk awal yang didapat, kemudian pencarian berlanjut ke mesin pencari Google dengan menggunakan kata kunci "Old Shanghai Sedayu City". Awalnya kami coba melihat dari citra satelit, memanfaatkan fitur street view diharapkan dapat ditemukan hasil yang sama seperti yang ada di video.

Namun, sayangnya tangkapan gambar teranyar, tertanggal Januari 2022, menunjukkan daerah tersebut masih dalam tahap pembangunan, meski terdapat papan yang mengindikasikan kalau di daerah tersebut sedang dibangun kawasan pecinan dengan nama "Old Shanghai".

Kemudian kami beralih ke hasil pencarian Google lainnya. Salah satu yang teratas adalah sebuah artikel dari situs resmi Agung Sedayu Group. Dalam artikel dijelaskan kalau kawasan Old Shanghai adalah destinasi kuliner, kebudayaan, dan wisata di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Timur. Dijelaskan juga kalau tempat ini baru dibuka pada 27 Mei 2022 dan terdapat pagoda sebagai landmark-nya.

Selain itu, dari akun instagram @oldshanghai.id, yang juga muncul di daftar pencarian teratas Google, dapat dilihat kawasan ini adalah tempat wisata dengan beragam tenant kuliner.

Jadi, memang ada kawasan pecinan di perbatasan Jakarta dan Bekasi, tepatnya di daerah Kelapa Gading. Namun, berbeda dengan narasi yang dibuat di unggahan, kawasan ini adalah kawasan wisata kuliner dan budaya, bukan kawasan perumahan elit khusus warga Tiongkok.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak benar kalau ada kawasan perumahan elit yang penghuninya adalah warga Tiongkok di perbatasan Jakarta dan Bekasi. Unggahan yang ada di Facebook terkait hal ini besifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Kawasan yang direkam dan disebut di video adalah Old Shanghai Sedayu City at Kelapa Gading. Ini adalah destinasi wisata kuliner dan budaya yang memang bertemakan pecinan atau China Town.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Farida Susanty