tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan bahwa cairnya tunjangan hari raya (THR), pilkada serentak di 171 daerah hingga masa panen raya yang bergeser menggenjot pertumbuhan ekonomi kuartal II.
Selain itu, Suhariyanto turut mengungkapkan bahwa penjualan wholesale sepeda motor meningkat 18,96 persen, pertumbuhan kartu kredit mencapai 9 persen, upah riil tani yang relatif bagus, nilai tukar petani yang bertumbuh, serta pertumbuhan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah yang mencapai 61,69 persen.
“Kita semua tahu faktor pendukungnya menumpuk semua di kuartal II. Ke depan, tentunya kami berharap pada konsumsi rumah tangga yang tetap kuat. Namun untuk menuju ke sana, inflasi harus betul-betul terkendali,” jelas Suhariyanto di kantornya, Jakarta pada Senin (6/8/2018).
Untuk memastikan agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga, Suhariyanto lantas mengimbau agar konsumsi belanja pemerintah bisa dilakukan secara merata. Dengan demikian, realisasi pencairannya tidak menumpuk pada triwulan IV.
“Salah satu kendala yang harus diwaspadai adalah kenaikan impor yang lebih tinggi. Inflasi sampai Juli 2018 agak lebih bagus, sementara yang harus dijaga adalah inflasi pada Desember 2018,” ucap Suhariyanto.
Masih dalam kesempatan yang sama, Suhariyanto menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2018 bisa terdorong oleh perhelatan Asian Games 2018, Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, serta persiapan kontestasi politik. Meski skala ketiga perhelatan itu terbilang besar, namun Suhariyanto menekankan pemerintah harus terus menjaga konsumsi rumah tangga di masyarakat.
“Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang 5,14 persen ini luar biasa. Mungkin ke depan akan tetap kuat, tapi tidak sekuat inilah. Kecuali ada yang menggerakkan, seperti di triwulan IV 2018 akan ada libur panjang,” kata Suhariyanto lagi.
Ia menilai pemerintah harus bekerja sangat keras apabila hendak mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen pada tahun ini. Menurut Suhariyanto, beban yang ditanggung pemerintah akan berat mengingat pertumbuhan ekonomi pada semester I 2018 sebesar 5,17 persen.
“Kalau untuk mencapai 5,4 persen, berarti masih butuh 5,63 persen lagi. Saya kira nggak lah kalau 5,4 persen. Karena berat,” ujar Suhariyanto.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora