tirto.id - Tersangka aksi teror truk di New York, Sayfullo Saipov diduga melakukan aksinya karena terinspirasi oleh video ISIS yang berisi kekerasan berupa pemenggalan kepala dan penembakan. Hal itu dikatakan Jaksa Penuntut dalam persidangan Saipov.
Saipov dibawa ke pengadilan federal New York pada Rabu (1/10/2017) sesaat setelah ia ditetapkan sebagai tersangka. Ia duduk di kursi roda dengan tangan dan kaki yang diborgol. Pria 29 tahun itu diduga memberikan dukungan material kepada kelompok teroris, melakukan kekerasan serta penghancuran kendaraan bermotor.
Jaksa Penuntut mengatakan, Saipov merencanakan serangan tepat di hari Halloween karena dia tahu lebih banyak orang akan berada di jalan. Aksi ini dianggap sebagai aksi teroris paling mematikan di New York City sejak 9/11.
Saipov mengemudikan truk Home Depot sewaan dan melewati jalur sepeda sehingga menewaskan delapan orang dan melukai 12 lainnya. Ia juga menabrak sebuah bus sekolah. Polisi New York City kemudian menembaknya di perut saat ia keluar dari truknya. Dia telah merencanakan untuk melanjutkan serangan tersebut di Jembatan Brooklyn.
Menurut laporan yang diwartakan The Guardian, Saipov terinspirasi oleh video ISIS yang ia lihat di ponselnya dan mulai merencanakan serangan di AS hampir setahun yang lalu. Ia tercatat telah menyewa sebuah truk pada 22 Oktober untuk berlatih.
Polisi menemukan dua ponsel dari truk yang digunakan dalam serangan tersebut, termasuk satu telepon yang memiliki sekitar 90 video propaganda ISIS. Dalam video, terdapat cuplikan anggota ISIS menembak seseorang di wajah, pemenggalan kepala dan cara membuat bom.
Saipov dimintai keterangan oleh polisi saat berada di rumah sakit karena luka tembak. Di rumah sakit itu, Saipov sempat meminta agar ruangannya dipasangi bendera ISIS. Ia juga mengatakan kepada polisi "dia merasa senang dengan apa yang telah dilakukannya", kata jaksa dalam tuntutannya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan mengirimkan Saipov, ke penjara militer di Teluk Guantanamo, Kuba.
Penjara ini adalah tempat para tersangka pelaku serangan 11 September ditahan. "Kirim dia ke Gitmo. Saya sudah pasti akan mempertimbangkannya," kata Trump, seperti dikutip Antara.
"Kami juga akan menerapkan hukuman yang jauh lebih cepat dan jauh lebih keras dari pada hukuman yang saat ini dijatuhkan kepada binatang-binatang ini (teroris)," sambung Trump.
Sementara itu Gubernur New York Andrew Cuomo menyebut Saipov teradikalisasi setelah tinggal di Amerika Serikat.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra