Menuju konten utama

Trump Serukan Hukuman Mati untuk Tersangka Teror Truk New York

Trump sempat menyatakan akan mengirimkan tersangka teror truk New York ke penjara militer Teluk Guantanamo di Kuba. Namun, belakangan dia menyatakan langkah itu terlalu rumit.

Trump Serukan Hukuman Mati untuk Tersangka Teror Truk New York
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. ANTARA FOTO/REUTERS/John Sommers II

tirto.id - Presiden AS Donald Trump berulang kali menyerukan agar tersangka serangan truk New York, mendapatkan hukuman mati, demikian dilansir BBC, Kamis (2/11/2017)

Trump pernah menyatakan akan mengirimkan tersangka ke penjara militer Teluk Guantanamo di Kuba. Namun, belakangan dia menyatakan langkah itu terlalu rumit.

"Akan senang mengirimkan teroris NYC [New York City] ke Guantanamo namun secara statistik proses semacam itu membutuhkan waktu lama dalam melewati sistem federal," cuit Trump dalam Twitter.

Mengulangi seruannya untuk mengeksekusi tersangka, Presiden Partai Republik yang juga penduduk asli New York itu kembali menuliskan cuitan: "Harus bergerak cepat. HUKUMAN KEMATIAN!"

Sayfullo Saipov (29) itu mengaku kepada penyidik bahwa dia terinspirasi oleh video ISIS dan sudah merencanakan serangan sejak setahun silam.

Ia juga sempat meminta izin untuk mengibarkan bendera ISIS di kamar rumah sakit di mana dia dirawat setelah dilumpuhkan polisi.

Tersangka mengungkapkan, dirinya merasa baik-baik saja dengan serangan yang menewaskan delapan orang itu dan ingin membunuh sebanyak mungkin.

Korbannya adalah lima orang Argentina yang tengah melakukan perjalanan ke New York untuk merayakan 30 tahun sejak lulus SMA, seorang ibu muda dari Belgia, dan dua orang Amerika.

Saipov, yang hadir di pengadilan pada Rabu (1/11/2017) menggunakan kursi roda, menghadapi tuduhan terorisme federal. Artinya, pemerintah dapat mengganti larangan hukuman mati New York.

Sebelumnya, Trump juga sempat mendesak terdakwa Bowe Bergdahl untuk menghadapi hukuman mati. Namun, seorang hakim militer memutuskan mempertimbangkan hukuman ringan untuk tentara AS yang meninggalkan markasnya di Afghanistan ini.

Trump sebelumnya meminta hukuman mati untuk diterapkan dalam kasus-kasus tingkat tinggi.

Pada tahun 1989, ketika lima pria kulit hitam dan Latin dikenai pemerkosaan yang sangat brutal terhadap seorang wanita di New York City, Trump membayar $85.000 untuk sebuah iklan di surat kabar kota dengan judul "Bring Back the Death Penalty!"

Kelima terdakwa kemudian dibebaskan dengan bukti DNA.

Baca juga artikel terkait TEROR TRUK atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari