tirto.id - Calon Presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan bahwa negara Indonesia pada dasarnya dibangun oleh prinsip keberagaman. Oleh karena itu, kata Prabowo, kelompok mayoritas di Indonesia selalu mengalah pada minoritas.
Prabowo menyatakan hal ini ketika berpidato di acara yang digelar perkumpulan pengusaha Tionghoa di Sun City, Jakarta, pada Jumat malam (7/12/2018). Acara itu bertajuk "Tionghoa dan Bisnis di Mata Prabowo Subianto."
"Kita harus bersyukur dengan pendiri-pendiri bangsa ini, Sukarno, Hatta, Soedirman, Sjahrir, dan penerusnya. Buah pemikiran dan buah keputusan, yaitu Pancasila. Pancasila merupakan the word of genius dari pendiri bangsa kita," kata Prabowo.
Karena memiliki penduduk beragam, Prabowo melanjutkan, dasar negara Indonesia bukan Islam meski mayoritas penduduk di negeri ini bergama Islam. Menurut dia, kelompok masyarakat muslim mengalah pada pengikut agama-agama lain.
"Suku yang mayoritas itu suku jawa, Bung Karno orang jawa, Soedirman orang jawa, tapi mereka tidak memaksakan bahasa Jawa sebagai bahasa kebangsaan. Yang dipilih justru bahasa dari Riau, itu bahasa Melayu, sekarang jadi bahasa kita semua. Kita bukan bangsa [milik] mayoritas. Mayoritas mengalah," kata Prabowo.
Dia pun menklaim akan memegang prinsip menjaga keharmonisan hubungan mayoritas-minoritas jika memenangkan pemilihan presiden.
"Dan saya mengerti dan saya paham, kalau nanti saya menerima amanah, kalau saya maju menerima mandat, kalau nanti saya dipilih, saya paham, saya harus jadi pemimpin untuk semua suku, agama, ras, dan kelompok etnis," kata Prabowo.
"Kalau ada, satu warga dari satu kelompok, atau satu suku, atau satu kelompok etnis, atau satu ras, yang dizalimi yang tidak menerima keadilan, itu tugas pemimpin untuk membelanya," ujar dia.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom