Menuju konten utama

Tema & Link Unduh Logo HUT Kementerian Agama RI 3 Januari 2021

Logo maupun tema peringatan Hari Ulang Tahun Kementerian Agama RI 2021 telah dirilis.

Tema & Link Unduh Logo HUT Kementerian Agama RI 3 Januari 2021
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kiri) bertukar naskah dengan mantan Menteri Agama Fachrul Razi saat serah terima jabatan di Kantor Kemenag, Jakarta, Rabu (23/12/2020). ANTARA FOTO/HO/Humas Kemenag/wpa/foc.

tirto.id - Tahun 2021 ini, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) berusia 75 Tahun. Logo maupun tema peringatan Hari Ulang Tahun Departemen Agama RI pun telah dirilis.

Pada Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag Ri ke-75 yang jatuh pada 3 Januari 2021, tema yang diangkat yaitu "Indonesia Rukun". Selain itu, Kementerian Agama RI juga merilis logo HAB 2021 melalui Surat Edaran Nomor 59 Tahun 2020 tertanggal 18 Desember 2020, yang direvisi dengan Surat Edaran Nomor 69 Tahun 2020 bertanggal 30 Desember 2020.

Salah satu kegiatan untuk menyambut HAB 2021 yaitu melakukan upacara HAB yang akan dilakukan serentak di seluruh satuan kerja Kementerian Agama Pusat atau daerah. Pelaksanaannya pada tanggal 5 Januari 2021 pukul 7.30 waktu setempat. Pesertanya terbatas dan wajib mengikuti protokol kesehatan ketat.

Detik teknis pakaian juga disampaikan di surat edaran. Untuk pria memakai atasan kemeja putih dan celana hitam. Sementara untuk wanita, mengenakan atasa putih dengan bawahan hitan dan berkerudung putih untuk muslimah.

Sejarah Kementerian Agama

Dulu, perlu diskusi alot untuk menentukan berdirinya Kementerian Agama sebagai bagian dari pemerintahan. Itu sudah terjadi sejak sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 11 Juli 1945. Atas usul Mohammad Yamin, ternyata ide tersebut ditolak mayoritas peserta sidang.

Saat itu, usul Yamin soal kementerian ini didasari oleh keinginan adanya jaminan bagi umat Islam yang menjadi penduduk mayoritas Indonesia. Lalu, pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 19 Agustus 1945, gagasan tersebut diajukan lagi. Namun, lagi-lagi usul itu tidak direspon positif.

Pada saat itu, dari 27 anggota, hanya ada 6 orang saja yang menyetujui. Akhirnya, cikal bakal Kementerian Agama belum bisa berdiri. Menurut peserta, belum diperlukan departemen yang mengurusi agama dan bisa dilimpahkan pada kementerian lain seperti kementerian Pendidikan atau kementerian Dalam Negeri.

Penolakan kehadiran Kementerian Agama di dalam pemerintahan itu tampaknya mengecewakan kalangan Islam saat itu. Apalagi, sebelumnya terjadi polemik dalam penyusunan Piagam Jakarta antara golongan Islam dan lainnya yang berakhir menjadi Pancasila.

Perjuangan membentuk Kementerian Agama berlanjut di akhir tahun 1945. Tokoh-tokoh Islam mengangkat kembali persoalan itu dalam sidang pleno Komite Nasional Indonesia (KNIP) yang merupakan cikal parlemen atau DPR di Indonesia. H.M. Saleh Su'aidy adalah tokoh Masyumi yang cukup lantang menyuarakannya sebagai utusan Komite Indonesia Daerah dari Karesidenan Banyumas.

“Mengusulkan supaya dalam negeri Indonesia yang sudah merdeka ini janganlah urusan agama hanya disambilkan kepada Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan saja, tapi hendaklah kementerian yang khusus dan tersendiri,” ucap Saleh Su’aidy, dikutip Nasar dari buku Peringatan 10 Tahun Kementerian Agama.

Gayung bersambut, banyak tokoh Islam berpengaruh saat itu, termasuk Mohammad Natsir, mendukung usulan. Presiden Sukarno dan Wapres Mohammad Hatta setuju, lalu menjadikan hadirnya Kementerian Agama mendapat perhatian pemerintah.

Terkait penamaan departemen ini, forum menyepakati memakai Kementerian Agama. Pada sidang KNIP, peserta menyetujuinya secara aklamasi pembentukan kementerian Agama. Ketetapan resmi pembentukan Kementerian Agama dikeluarkan pada 3 Januari 1946.

Berikut ini link untuk mengunduh logo HAB kementerian Agama ke-75:

Logo Hari Amal Bakti (HAB) format jpg

Logo Hari Amal Bakti (HAB) format png

Spanduk Hari Amal Bakti (HAB)

Warna dan Font Logo Hari Amal Bakti (HAB)

Baca juga artikel terkait KEMENTERIAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya