Menuju konten utama

Tema Hari Korps Marinir ke-77 15 November 2022 dan Sejarahnya

Tema Hari Korps Marinir 2022 dan sejarah HUT ke-77 15 November.

Tema Hari Korps Marinir ke-77 15 November 2022 dan Sejarahnya
Prajurit Brigif 2 Marinir memperagakan keterampilannya dalam kolone senapan pada peringatan HUT Ke-59 Brigif 2 Marinir. di Lapangan Bhumi Marinir Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (20/1/2022). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/tom.

tirto.id - Indonesia akan memperingati Hari Korps Marinir 2022 pada 15 November. Korps Marinir ini biasa disingkat Kormar RI, juga dikenal sebagai Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut disingkat Kormar TNI AL.

Korps Marinir Republik Indonesia adalah unit TNI Angkatan Laut yang menyelenggarakan operasi amfibi, pertahanan pantai, pengamanan pulau terluar, pembinaan potensi maritim, serta pembina kekuatan dan kesiapan operasi satuan Marinir.

Kormar RI memiliki kedudukan sebagai Komando Utama Operasi Tentara Nasional Indonesia dan Komando Utama Pembinaan pada Markas Besar TNI Angkatan Laut.

Korps Marinir dipimpin oleh seorang Komandan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Panglima TNI.

Markas Korps Marinir terletak di Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun, Kwitang, Jakarta Pusat.

Pada saat ini, Korps Marinir terdiri dari tiga divisi, yaitu Pasukan Marinir 1 di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara; Pasukan Marinir 2 di Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur; dan Pasukan Marinir 3 di Klaurung, Sorong, Papua Barat.

Tema Hari Korps Marinir 2022 dan Sejarahnya

Tema Hari Korps Marinir ke-77 pada 15 November 2022 adalah "Korps Marinir TNI AL Sebagai Prajurit Jalasena yang Profesional, Modern, dan Tangguh Siap mendukung indonesia Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat".

Korps Marinir dibentuk pada 15 November 1945 dengan nama Corps Mariniers, data ini tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal.

Korps ini dibentuk usai Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dengan tujuan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Di bidang kelautan, para pejuang laut yang terdiri dari para pemuda pelayaran, nelayan, bekas K.M, Kaigun, Heiho membentuk satuan-satuan di pangkalan seluruh Indonesia seperti Marine Keamanan Rakyat, Tentara Keamanan Rakyat, Corps Marinier, Pasukan Laut dan Korps Keamanan Pantai.

Pada tanggal 15 Nopember 1945 di Pangkalan IV ALRI Tegal tercantum Nama Corps Mariniers yang merupakan cikal bakal terbentuknya Korps Marinir TNI AL.

Pada tanggal 9 Oktober 1948 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: A/565/1948 ditetapkan adanya Korps Komando di dalam Angkatan Laut sehingga seluruh satuan kelautan tersebut dilebur menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL).

Pada masa ini KKO-AL menghadapi situasi dan kondisi Trikora, Dwikora dan G30S. Pada 1975, terjadi suatu peristiwa yang penting bagi keberadaan Korps dimana nama Korps Komando Angkatan Laut yang telah digunakan sejak tahun 1950 dikembalikan lagi menjadi Korps Marinir sesuai dengan sejarah lahirnya Korps sejak tahun 1945.

Korps Marinir pernah terpisah dari TNI AL. Corps Mariniers ini dibentuk awalnya sebagai “pendidikan” para pelaut Indonesia yang tergabung di ALRI (TNI AL) agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat. Kebanyakan, instruktur Corps Mariniers ini berasal dari lulusan sekolah pelayaran.

Sebagaimana pasukan ALRI lainnya di berbagai daerah, Corps Mariniers juga pada akhirnya terpaksa ikut bergerilya di darat karena minus alutsista laut. Di tempat-tempat lain, pasukan ALRI ini banyak dikenal sebagai “ALRI Gunung” karena memang lebih sering bertempur di pedalaman hutan dan kaki gunung, ketimbang di laut.

Tapi mereka belum termasuk Corps Mariniers karena korps anyar ini baru eksis di Pangkalan IV ALRI di Tegal, belum ada di pangkalan lainnya.

Khusus para personel Corps Mariniers asal Pangkalan IV Tegal, sekiranya 25 kali mereka mengirim pasukan ke front Semarang di masa revolusi, untuk ikut Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Angkatan Darat mempersempit gerak pasukan Belanda.

Di tengah-tengah masa revolusi, tepatnya pada 17 Maret 1948 sempat terjadi yang namanya “Re-Ra” alias Reorganisasi dan Rasionalisasi. Saat itu karena Corps Mariniers dari Pangkalan Tegal ini sudah banyak pengalaman tempur di darat, maka pemerintah memutuskan untuk memisahkannya dari TNI AL.

Corps Mariniers kemudian dileburkan ke dalam TNI AD Divisi Diponegoro dengan nama Resimen Samudera yang terbagi menjadi lima batalion. Sedangkan tentara laut yang ingin tetap berada di TNI AL, harus mengajukan surat permohonan kepada Menteri Pertahanan dan Panglima Besar Angkatan Perang Mobil.

Baru pada 9 Oktober 1948, keluar Surat Keputusan No. A/565/1948 dari Menteri Pertahanan, di mana surat itu menetapkan pembentukan Korps Komando di lingkungan TNI AL. Kendati begitu, penerimaan personelnya baru dilakukan pasca-Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949.

Seleksi penerimaannya dihelat di Pangkalan Utama Surabaya pasca-diserahkan pada Indonesia sebagai dampak KMB. Sekira 1.200 personel yang terpilih akan jadi Pasukan Amfibi TNI AL.

Tapi setelah ditelisik lebih jauh, ternyata 95 persen dari 1.200 orang yang diterima itu merupakan personel yang dahulunya Corps Mariniers Tegal juga. Dari semua personel Korps Komando Operasi Angkatan Laut (KKO AL) yang tercatat pada 1950, 90 persennya juga mantan Corps Mariniers Pangkalan IV Tegal.

Maka dari itu, eksistensi Corps Mariniers yang dibentuk 15 November 1945 seperti yang disebutkan di paragraf-paragraf sebelumnya, bisa dibenarkan merupakan cikal bakal Korps Marinir TNI AL saat ini.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom